Lanjutnya, Indonesia termasuk ke dalam 17 negara diantara 117 negara yang mempunyai tiga masalah gizi pada balita yaitu stunting, wasting dan overweight. Disamping itu pula, dengan adanya Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi memberikan peluang seluas-luasnya kepada seluruh masyarakat dan unsur pemerintah secara terpadu menanggulangi masalah gizi yang terjadi pada 1000 Hari Pertama Kehidupan.
“Pengaruh kekurangan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan yaitu sejak janin sampai anak berumur dua tahun, tidak hanya terhadap perkembangan fisik, tetapi juga terhadap perkembangan kognitif yang pada gilirannya berpengaruh terhadap kecerdasan dan ketangkasan berpikir serta terhadap produktivitas kerja,” terangnya.
Kepala Dinkesda Sulut dr Debie Kalalo menambahkan, kekurangan gizi pada masa ini juga dapat berisiko terjadinya penyakit kronis pada usia dewasa, yaitu kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi, stroke dan diabetes.
“Upaya penanggulangan ini yaitu pemantauan pertumbuhan Balita setiap bulan di Posyandu, pemeriksaan kesehatan rutin ibu hamil, pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dan Balita, serta pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri di sekolah,” ungkap Kalalo yang didampingi Kabid Promkes dr Rima Lolong.
Kesempatan itu, Ketua TP PKK Sulut Rita Tamuntuann memberikan makanan tambahan bagi ibu hamil dan bantuan bagi Kelompok Wanita Tani, serta meninjau SMK Kesehatan di Boroko.(ivo)
Tinggalkan Balasan