MANADO—Program ‘The Gade Clean & Gold’ PT Pegadaian(Persero) mengubah sampah menjadi emas hingga awal Desember 2018 hadir di tujuhkota besar di Indonesia, ditandai dengan peresmian Bank Sampah yang di Desa Watutumou ll, Kecamatan Minahasa Utara,Sulawesi Utara.
“Bank sampah yang merupakan program bersih-bersih Pegadaian sangat membantu mengurangi sampah rumah tangga di beberapa kota. Bahkan dari sampah bisa diubah menjadi emas,” ujar Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian Harianto Widodo, di acara Peresmian The Gade Clean & Gold, Minahasa Utara, Sulawesi Utara (7/12).
Dia menambahkan, program The Gade Clean & Gold ini selalu di lakukan di sekitar lingkungan desa binaan dimana kantor wilayah Pegadaian berada. Data Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK) menunjukkan bahwa pembangunan bank sampah memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pengurangan sampah nasional sebesar 1,7% atau 1.389 ribu ton/ per tahun, dengan pendapatan rata-rata sebesar Rp 1.484 miliar per-tahun.
Data Ditjen Pengelolaan sampah KLHK juga menunjukkan jumlah sampah per-kapita di Indonesia sebanyak 7 kg/ per-hari atau sebesar 65 juta ton sampah dalam kurun waktu satu tahun. Sampah tersebut terdiri dari 57% sampah organik, 16% pelastik besar, 10% kertas, dan 17% lainnya.
Harianto menjelaskan sampah yang di pilah oleh bank sampah Pegadaian adalah sampah anorganik, yaitu sekitar 70% atau setara dengan 2 kg/hari sampah rumah tangga. “Jenis sampah rumah tangga terbesar yang dihasilkan paling banyak adalah sampah plastik.”
Dia menambahkan isu tentang sampah plastik saat ini sedang menghangat karena paling banyak menimbulkan dampak negatif terhadap linhkungan. “Tidak hanya berdampak negatif terhadap manusia, tetapi juga untuk mahluk hidup lainnya. Karena sampah plastik itu susah untuk di urai, sehingga bisa merusak kesuburan tanah. Apabila sampah plastik dibuang secara sembarangan ke sungai-sungai dapat menimbulkan pendangkalan sungai dan penyumbatan alirannya, sehingga menyebabkan banjir,” ujarnya.
Pegadaian, katanya, akan terus konsisten untuk menanggulangi pengurangan sampah plastik di seluruh wilayah Indonesia. Sehingga program tersebut dapat meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat dengan mengubah sampah menjadi emas. Di tahun 2018, target pencapaian yang diharapkan adalah pengoprasian dari bank sampah yang telah terintegrasi dengan sistem tabungan emas pegadaian. Sasaran nasabah bank sampah adalah ibu rumah tangga, dengan target 80% dari jumlah rumah tangga di desa binaan.
Harianto menambahkan Pegadaian akan terus melakukan pembinaan terhadap masyarakat, untuk melakukan program bersih-bersih lingkungan. Sehingga untuk tahun kedepannya, Pegadaian akan menargetkan sekitar 50 bank sampah akan di bangun di desa binaan di masing-masing wilayah kantor Pegadaian.
Kehadiran The Gade Clean & Gold telah dirasakan manfaatnya di Bekasi, Pekanbaru, Banjarmasin, Makassar, Palembang, dan Bandung. “Sekarang waktunya masyarakat Kelurahan Watutumou ll, Minahasa Utara untuk merasakan manfaatnya, dengan melibatkan seluruh masyarakat dalam program bersih-bersih lingkungan, sehingga dapat mengubah sampah menjadi emas.”
Harianto menjelaskan, bank sampah yang di resmikan di Kelurahan Watutumou ll ini diberi nama ‘Bank Sampah Simfoni’. Pegadaian juga memberikan dana sebesar Rp 111 juta untuk pembangunan bank sampah. Kemudian, untuk bantuan operasional bank sampah Pegadaian menyalurkan dana senilai Rp 105 juta. “Pegadaian juga memberikan bantuan sarana dan prasarana untuk Kelurahan Watutumou ll sebesar Rp 25 juta dan bantuan sembako murah Rp 15 juta,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Sekertaris Daerah Minahasa Utara, Jemmy Hengki Kuhu mengatakan The Gade Clean & Gold dapat memberikan sebuah dorongan besar untuk sektor ekonomi di Kelurahan Watutumou ll. “Saya sangat apresisi terhadap program ini. Pegadaian melalui Bank Sampah ini dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar, sehingga dapat membangun perekonomian masyarakat menjadi lebih baik,” ujarnya. (stenly sajow)
Tinggalkan Balasan