MANADO—Bank Indonesia memprediksi komoditas Bawang Rica Tomat (Barito) dapat menyumbangkan inflasi pada moment Ramadan dan Lebaran  di provinsi Sulawesi Utara (Sulut).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Arbonas Hutabarat mengatakan, meskipun dalam dua bulan terakhir Sulut mencatat deflasi, namun perlu diperhatikan terjadi kenaikan harga pada periode hari raya keagamaan.

“Komoditas bahan makanan seperti Barito di Sulawesi Utara tetap memiliki potensi risiko untuk menyumbang inflasi yang cukup tinggi apabila terdapat koreksi harga yang tidak terkendali di bulan-bulan mendatang khususnya dalam menyambut bulan Ramadhan dan Idul Fitri,” jelas Hutabarat, Kamis, 2/5/2019.

Bank Indonesia memperkirakan pada Mei dan Juni akan terdapat tekanan kepada jenis bahan makanan tersebut seiring dengan masuknya kedua event hari besar keagamaan tersebut.

Sehubungan dengan hal tersebut dan dengan memperhatikan tantangan tahun 2019 dam khususnya dalam menghadapi Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN), Bank Indonesia bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) selalu berupaya berkoordinasi dan mengambil upaya-upaya bersama yang diperlukan guna: (i) menjaga ketersediaan pasokan melalui Pelaksanaan Operasi Pasar dan Pasar Murah khususnya komoditas strategis; (ii) menjaga keterjangkauan harga dan memastikan kelancaran distribusi melalui Sidak Pasar secara Reguler serta Pencanangan BARITO 4.0 yang bekerjasama dengan beberapa elemen masyarakat serta (iii) pengelolaan ekspektasi masyarakat dengan perluasan akses informasi harga dan pasokan di pasar.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut Ateng Hartono mengatakan, Kota Manado pada April 2019 mengalami deflasi sebesar 1,27% , inflasi tahun kalender sebesar -1,42%dan inflasi “year on year” sebesar

0,07%. “Deflasi Kota Manado pada bulan April 2019 disebabkan adanya penurunan indeks pada kelompok bahan makanan sebesar 6,47%,” ujarnya.

Penyumbang Deflasi terbesar di Kota Manado pada bulan April 2019 yaitu tomat sayur sebesar 1,3188%, sedangkan penyumbang Inflasi terbesar adalah bawang merah sebesar 0,1630%. (stenly sajow)