MANADO-Dinas Pendidikan Daerah (Disdikda) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menggelar Focum Group Discussion (FGD) terkait peningkatan mutu pendidikan di Bumi Nyiur Melambai, Selasa (21/5/2019).
Diskusi ini melibatkan para pakar dan pemerhati pendidikan, serta stakeholder terkaitnya. Gubernur Olly Dondokambey yang diwakili Asisten I Setdaprov Sulut, Edison Humiang, memberikan apresiasi upaya Disdikda Sulut menggelar FGD tersebut.
Menurutnya, persoalan mutu pendidikan mesti menjadi keseriusan bersama baik evaluasi peran kepala sekolah (kasek) hingga guru-gurunya. “Pendidikan ini merupakan sektor yang penting untuk terus kita tingkatkan. Jika ada satu hambatan atau kendala, bisa kita bahas bersama di sini yang nantinya akan disimpulkan mana yang akan dibenahi bersama,” kata Humiang.
Diungkapkannya, persoalan pendidikan memang bukan menjadi tanggung jawab pemerintah semata, tetapi mesti diperhatikan baik oleh masyarakat serta para stakeholder terkaitnya. “Saya nanti akan sampaikan ke pak gubernur apa hasil yang dibahas soal masalah pendidikan kita saat ini,” terangnya.
Ketua Aliansi Guru Indonesia Sulut (AGIS) Arnold Poli menyebut, persoalan rendahnya mutu pendidikan Sulut penting juga untuk melihat kualitas dari para guru sebagai tenaga pengajar. Arnold mengakui, pemerintah juga mesti memperhatikan soal hak-hak guru, seperti halnya tunjangan dan sebagainya.
“Ini juga menjadi satu motivasi bagi guru-guru untuk bekerja maksimal. Apalagi, sebelum adanya kewenangan SMA dan SMK ditangani provinsi, para guru tersebut yang dulunya bertugas di kabupaten dan kota mendapatkan tunjangan seperti TKD,” umbarnya.
Meski begitu, Arnold mengakui persoalan belum baiknya mutu pendidikan di Sulut pengaruhnya juga ada pada kualitas guru tersebut. “Sangat penting kita latih baik-baik guru-guru kita. Ini memang hal penting, apalagi saat ini banyak perkembangan teknologi yang mesti disesuaikan,” tuturnya.
Pemerhati politik dan pemerintahan Taufik Tumbelaka yang ikut diundang dalam FGD memaparkan, masih rendahnya mutu pendidikan di Sulut, memang bukan menjadi kesalahan kepala dinas atau kepala bidang yang bertugas saat ini. “Perlu kita lihat ke belakang, atau beberapa tahun sebelumnya. Apa benar mutu pendidikan kita sudah bagus, hingga kini disimpulkan rendah karena adanya peringkat UNBK di Indonesia yang menempatkan Sulut pada posisi di bawah?,” bebernya.
Taufik mengakui, kegiatan FGD yang digelar Disdikda Sulut menjadi hal yang patut diapresiasi. “Begini jika ingin mencari solusi apa masalah yang menghambat pendidikan Sulut saat ini,” tuturnya. Dia juga berharap keberadaan kepala sekolah dan guru tidak dicampuri dengan urusan politik.
Kasek SMK 1 Moodie Lumintang mengusulkan untuk merger bagi sekolah yang dianggap mulai tidak layak. “Untuk membantu pemerataan dan peningkatan mutu sekolah yang tidak layak tersebut lebih baik di merger dengan sekolah lain, sistemnya binaan,” usulnya.
Kepala Disdikda Sulut Grace Punuh mengungkapkan, sesuai data Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) menyebut angka kompetensi guru di Sulut masih terbilang rendah. Rendahnya angka kompetensi guru turut mempengaruhi hasil UNBK Sulut yang berada di tingkat bawah.
“Hal tersebut saling terkait. Menyikapi angka kompetensi guru, kompetensi kepala sekolah (kasek), dan pengawas di Sulut yang rendah menurut kami hal tersebut berkorelasi dengan hasil UNBK di tingkat Nasional yang juga berada di bawah,” ungkapnya.
Lanjut dia, meski menjadi salah satu indikator mutu pendidikan, UNBK bukan jadi satu-satunya. Dijelaskannya, indeks pendidikan Sulut justru meningkat. Dirinya mengaku cukup optimis untuk peningkatan mutu pendidikan. Rendahnya kompetensi guru dan peringkat UNBK yang di bawah diharapkan menjadi salah satu bahan evaluasi pendidikan Sulut lebih baik lagi.
“Sejumlah program kerja yang akan segera dilakukan adalah dengan percepat dewan pendidikan, pembuatan regulasi, sumbangan pendidikan, hingga pelatihan guru mata pelajaran. Ia berharap dapat terjalin kerjasama yang baik dengan semua stakeholder untuk mutu pendidikan Sulut yang lebih baik,” tandasnya. (Ilona piri)
Tinggalkan Balasan