MANADO-Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado kembali melakukan kegiatan PKM di Desa Tambala, Kecamatan Tombariri Kabupaten Minahasa, pada tanggal 16 Juni 2019.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim PKM lintas fakultas, yang diketuai oleh Prof.Dr.Feti Fatimah, MSi (Fak MIPA) dengan anggota Dr.Afriza Yelnetty,MP. (Fak Peternakan), Dr.Ir.Jane S. Tambas, MSi. (Fak Pertanian), Dr.Eng Herawaty Riogilang,ST.,MEnvEngSc. (Fak Teknik), serta Dra.Rosijanih Arbie,M.Hum. (FIB) Unsrat.
Selain itu juga dibantu oleh alumni dan mahasiswa FMIPA, yaitu Putri Kaurong SSi, Dian Wurangian serta Andre Raja. Peserta kegiatan ini adalah ibu-ibu masyarakat pengrajin ikan Cakalang Fufu di Desa Tambala dengan jumlah 21 orang, dengan koordinator Rahma Tatali dan Kepala Lingkungan III, Basirun Mahmud.
Kegiatan ini merupakan kegiatan yang didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Tahun Anggaran (TA) 2019. Topik kegiatan ini yakni ‘Produksi Bakasang dari Jeroan Limbah Pengelolahan Ikan Cakalang Fufu dengan Teknologi Kondisi Terkontrol’.
Ketua kegiatan Prof.Dr.Feti Fatimah, Msi mengatakan bahwa kegiatan PKM merupakan salah satu dharma dari Tri dharma Perguruan Tinggi. Tujuan kegiatan ini adalah memanfaatkan jeroan ikan hasil samping dari produksi Cakalang Fufu menjadi produk Bakasang.
“Meskipun sebagian pengrajin ada yang sudah memanfaatkan jeroan ikan Cakalang menjadi Bakasang, namun teknik pengolahan yang dilakukan juga masih sangat sederhana. Isi perut ikan biasanya dimasukkan bersama garam ke dalam botol/jerigen plastik, kemudian dijemur di bawah terik matahari beberapa hari hingga berubah menjadi cairan,” ungkapnya, Kamis (27/6/2019).
Lanjut dia, teknologi pengolahan bakasang dengan kondisi terkontrol merupakan upaya perbaikan pengolahan Bakasang guna mendapatkan Bakasang dengan kualitas yang baik, higinis dan konsisten. Kondisi terkontrol yang dimaksud adalah kontrol kebersihan, kontrol bahan baku, kontrol proses pengolahan, kontrol suhu dan kontrol waktu fermentasi.
“Teknologi tersebut merupakan implementasi hasil penelitian tentang optimasi pengolahan Bakasang yang dilakukan oleh ketua kegiatan. Pada kegiatan tersebut juga dikenalkan alat pengolah bakasang hasil temuan ketua peneliti yang telah dipatenkan,” jelasnya.
Diharapkan kegiatan ini akan membantu para pengrajin Cakalang Fufu dalam meningkatkan ekonomis jeroan ikan serta menjadikan Bakasang sebagai komoditi unggulan Sulawesi Utara. (rivco tololiu)
Tinggalkan Balasan