MANADO— Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mendorong pemerintah memperbanyak negara sebagai pasar baru tujuan ekspor komoditas.
Cara itu dinilai Kadin, dapat meningkatkan volume dan nilai ekspor. Pasalnya pada 2019 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Nilai ekspor nonmigas Sulut sejak Januari hingga September 2019 mengalami penurunan sekira 24% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Berdasarkan data BPS nilai ekspor Januari hingga September 2018 mencapai USD754,5 juta, sedangkan pada 2019 hanya USD569,23 juta.
Wakil Ketua Kadin Sulut Ivanry Matu menerangkan, selain kelapa, Sulut memiliki potensial ekspor dari berbagai hasil pertanian dan perkebunan. Hanya saja kata dia, negara tujuan ekspornya masih minim.
“Saya kira negara tujuan ekspor harus diperbanyak lagi, karena potensial ekspor sumberdaya alam di Sulut masih sangat banyak,” jelas Matu, 17/10/2019.
Sebab kata dia, setelah produk perikanan melemah, selama ini Sulut hanya mengandalkan kelapa dan produk turunannya sebagai tulang punggung ekspor. Negara tujuan ekspor juga hanya sebagian besar ke Amerika. “Padahal cengkeh, pala dan hasil tani lainnya banyak diminati negara-negara di Eropa, Amerika, juga Asia,” paparnya.
Dia mengatakan, pada dasarnya produk ekspor sangat melimpah tetapi yang menjadi kendala masih sangat minim informasi negara sebagai tujuan ekspor.
Karena itu, pihaknya mendorong pemerintah daerah bekerjasama dengan atase perdagangan Indonesia yang tersebar di luar negeri untuk mencari informasi negara baru potensial tujuan ekspor. “Perwakilan dagang di luar negeri harus dimanfaatkan untuk mencari informasi negara yang membutuhkan ekspor dari Sulut,” ujarnya.
Lanjut dia, selain memperhatikan bisnis pariwisata, pemerintah daerah juga perlu fokus pada pengembangan produk ekspor. Sehingga tidak lagi mengirim bahan mentah atau bahan setengah jadi. “Kami berharap pemerintah meningkatkan produk ekspor yang dulunya bahan mentah menjadi bahan setengah jadi, bahan setengah jadi menjadi bahan siap pakai,” tuturnya. Dengan cara itu kata dia, nilai ekspor akan bertambah. Sehingga pemasukan negara lewat devisa juga akan naik. (stenly sajow)
Tinggalkan Balasan