TONDANO – Eucharisto Laalah dan Michelle Tumengkol berhasil meraih gelar Nyong dan Noni (NN) Unima 2019 setelah bersaing dengan 21 finalis lainnya di malam grand final yang diselenggarakan di Gedung Kuliah Bersama (GKB), Jumat (29/11).

Nyong Unima 2019 Eucharisto Laalah utusan dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) semester 7 dengan nomor peserta 04 dan Noni Unima 2019 Michelle Tumengkol utusan Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) semester 5 dengan nomor peserta 23. Keduanya tampil memukau di hadapan para dewan juri sehingga berhasil meraih gelar tersebut.

Pada kesempatan tersebut, Eucharisto Laalah menyampaikan, rasa syukurnya kepada Tuhan karena boleh diberi kepercayaan sebagai Nyong Unima 2019.

“Pastinya saya bersyukur kepada Tuhan karena boleh diberi kepercayaan mendapat gelar ini. Sekali lagi terima kasih untuk kepercayaan ini,” ungkapnya usai grand final.

Dia pun mengesankan, melalui gelar ini, dirinya mendapat tanggujawab besar dan dituntut harus jadi teladan, berinovasi lebih baik dari mahasiswa lain.

“Satu hal ke depan yang akan saya lakukan adalah membantu membangun Indonesia semakin lebih baik,” ujarnya.

Selain itu, kata dia, berdasarkan Tri Darma perguruan tinggi, dirinya selaku mahasiswa akan berinovasi melalui wirausaha mahasiswa, agar dapat membanggakan almamater Unima.

“Tentu tujuan utama adalah untuk mengharumkan nama baik Unima. Agar supaya dapat bersaing dengan universitas negeri ternama lainnya,” tuturnya.

Sama halnya disampaikan Michelle Tumengkol, bersyukur kepada Tuhan karena sudah mendapat kepercayaan sebagai Noni Unima.

Lanjut dia, kedepan akan membuat kaum perempuan di Unima lebih percaya diri dalam bersaing. “Kesetaraan gender berlaku dimana-mana termasuk di Unima. Lihat saja, seperti rektor kita adalah seorang perempuan. Jadi dengan meraih gelar ini saya akan memaksimalkan diri serta dapat memotivasi kaum perempuan lainnya untuk bersaing dalam pendidikan, iptek maupun lainnya,” terangnya.

Selain itu, kata dia, akan mengekpos bakat mahasiswa kedepan. Dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif guna membangun rasa percaya diri.

“Tentu saja sebagai Noni Unima bertanggungjawab membangun rasa percaya diri dan integritas bagi mahasiswa lainnya. Jika kepercayaan diri sudah terbangun dengan baik, maka akan dipandang lebih baik oleh masyarakat. Tentunya lulusan Unima merupakan lulusan terbaik dan unggul,” tandasnya.

Sementara itu, Rektor Unima Julyeta Runtuwene melalui Pembantu Rektor (PR) III Unima Jim Roni Tuna menyampaikan, pihak rektorat sangat mengapresiasi kegiatan ini, tujuannya positif untuk memperkenalkan Unima ke masyarakat luas sekaligus menjadi duta pendidikan.

“Ajang Nyong dan Noni selain menjadi duta pendidikan, turut membantu mempromosikan Unima yang akan dikenal dengan baik oleh masyarakat luas,” ungkap Tuna dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan NN Unima 2019.

Dirinya mengatakan, kegiatan ini boleh menjadi icon Unima untuk dikenal masyarakat. Kegiatan ini sangat baik dan perlu diberi dukungan. “Termasuk didukung sepenuhnya oleh pimpinan universitas dan fakultas,” sebutnya. (Martsindy Rasuh)