MANADO— Menteri Riset dan Perguruan Tinggi Negeri (Menristek Dikti) Bambang Brodjonegoro memberikan materi pada rapat perdana Unsrat 2020, Jumat (17/1/2020). Dalam rapat yang digelar di Auditorium Unsrat, Menristek mendorong universitas lebih giat berinovasi. Menteri yang juga Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional ini mengatakan, saat ini daya saing dan inovasi Indonesia masih terbilang rendah.
“Daya saing dan inovasi kita masih tergolong rendah. Dari riset daya saing di 2019 Indonesia ranking ke-50, dan ini turun dari tahun sebelumnya di urutan 45. Ini jadi pekerjaan penting kita bersama,” terang Bambang.
Dia menyebutkan universitas juga memberikan kontribusi pada ekonomi nasional. Salah satunya melalui inovasi-inovasi yang diciptakan dosen dan mahasiswa. Hal ini diperlukan untuk mendukung Indonesia menjadi negara maju.
Dalam kesempatan tersebut, Menristek membawakan materi berjudul “Riset di era revolusi industri 4.0.” Menristek menerangkan inovasi merupakan temuan yang berguna bagi masyarakat. Ada banyak faktor yang menyebabkan ranking inovasi Indonesia masih rendah, masih banyak permasalahan yang butuh penyelesaian bersama.
“Mentalitas harus diubah, universitas juga harus dekat dengan Industri. Peneliti kekinian umumnya mengerti bisnis, memahami apa yang diinginkan sektor industri. Sehingga inovasi yang dihasilkan relevan dengan dunia nyata,” terangnya lagi.
Dia mencontohkan komoditas unggulan Sulut, yaitu kelapa. Dengan inovasi produk turunan yang dibuat, maka permintaan kelapa meningkat dan yang diuntungkan juga petani. Selain itu ada juga cengkeh, yang juga potensial, ia mendorong dosen yang hadir mencari pemanfaatan lain cengkeh di luar rokok kretek agar bermanfaat. Dalam wawancara bersama wartawan dirinya juga mendukung kelapa menjadi fokus riset Unsrat.
Tampak hadir pula Gubernur Sulut, Olly Dondokambey, yang dalam sambutannya mengamini penyampaian penting Menristek, untuk universitas di Sulut lebih berinovasi.
“Negara Indonesia bisa rugi jika terus menerus mengekspor bahan mentah, dan mengimpor bahan jadi, di sini diperlukan kemampuan berinovasi khususnya dari universitas,” terang Gubernur.
Kehadiran Menristek kali ini sekaligus meresmikan dua gedung baru Unsrat, dan penyerahan dua bus bantuan dari Gubernur Sulut.
Rapat dibuka langsung oleh rektor Unsrat Ellen Joan Kumaat, dihadiri pula oleh Ketua DPRD Sulut Andrei Angow, Kepala Dinas Pendidikan Sulut Grace Punuh, dan segenap civitas akademik Unsrat. (Ilona Piri)
Tinggalkan Balasan