MANADO— Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang paling terpukul akibat merebaknya virus korona (Covid-19) di Kota Manado. Dampaknya terlihat jelas. Rumah-rumah kopi di Ibu Kota Provinsi Sulawesi Utara yang biasanya ramai sejak pagi, kini nyaris tidak terlihat. Satu per satu pelaku usaha mulai menutup usahanya karena mengikuti imbauan pemerintah untuk tidak membuat kerumunan orang. Apalagi, kasus positif korona di Manado terus mengalami peningkatan.

Kepada KORAN SINDO MANADO/SINDOMANADO.COM, Jessica Walukow, salah satu pemilik kafe mengungkapkan keluh kesahnya di tengah Pandemi korona. “Saat ini, operasional kafe ditutup sementara. Otomatis tidak ada pemasukan. Namun sedihnya, saya tetap harus membayar sewa tempat,” tutur Jessica, kemarin. Dia mengakui, untuk membayar sewa terpaksa merogoh uang simpanan.

“Kalau untuk pegawai saat ini dirumahkan sampai waktu yang belum ditentukan,” sebutnya. Dirinya berharap, wabah virus korona cepat berakhir agar  bisa mulai membuka bisnis cafe seperti semula.

“Harapannya juga ke depannya omzet boleh lebih naik agar bisa menutupi pengeluaran sebab sudah tiga minggu tidak ada pemasukan sama sekali,” keluhnya. Keluhan serupa juga diutarakan sejumlah penjual ponsel dan gadget yang menyewa lapak di dalam mal. Mereka mengaku terbebani karena tidak ada kompensasi dari pihak mal untuk sewa tempat. “Sekarang saya beralih berjualan secara online. Jualan dari rumah, dengan memanfaatkan gosend dan cash on delivery (COD) untuk menutupi biaya sewa tempat tersebut,” kata CL, salah satu penjual ponsel.

Dia berharap kedepannya ada kompensasi dari pihak mall, apalagi menurutnya, penjualan handphone dan gadgetnya mengalami penurunan drastis semenjak pandemi korona melanda.

“Sangat berkurang jauh dibandingkan sebelum isu korona ada. Anjlok penjualan, untungnya masih ada sosmed sehingga saya masih bisa berjualan,” tukasnya. (Fernando Rumetor/tr-02)