MANADO- Dengan ketambahan satu pasien yang berlatar belakang sebagai tenaga kesehatan, maka total 16 orang di Sulawesi Utara (Sulut), baik dokter, perawat maupun petugas lainnya di rumah sakit dinyatakan positif Covid-19.

Menurut Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Covid-19 Sulut, dr Steaven Dandel, ada berbagai hipotesis kenapa sampai para tenaga kesehatan akhirnya terkena penyakit yang sedang mereka perangi ini.

“Jalur tenaga medis terpapar dan tertular itu bisa dua hal. Yang pertama ketika mereka melaksanakan praktik tidak menggunakan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan level yang diperuntukkan di wilayahnya,” ujarnya saat konferensi video bersama wartawan, Kamis (14/5/2020).

Lanjut dia, level APD yang dimaksud ialah level satu yakni hanya berupa masker; level dua ditambah dengan face shield (pelindung wajah), handscoon dan apron; kemudian level tiga yang merupakan proteksi full dengan pakaian hazmat yang menutupi seluruh tubuh.

“Kemudian ada tata cara pelepasan APD yang harus diperhatikan, kalau satu step saja miss, sementara APD mereka terpapar virus, maka bisa jadi mereka (tenaga kesehatan) terpapar pada saat pelepasan APD. Ada beberapa kasus yang terjadi, walaupun pakai APD lengkap tapi bisa terpapar, karena ada SOP yang salah,” jelas Dandel.

Kemudian, hal kedua yang bisa menyebabkan tenaga kesehatan terpapar menurut Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkesda Sulut itu, ialah ketika mereka justru terpapar saat berada di luar rumah sakit.

“Hipotesis-hipotesis itu yang harus kita bangun, terutama untuk mengevaluasi sistem yang ada di rumah sakit. Apakah ini betul-betul tertular dalam rumah sakit atau justru memang dibawa dari luar,” tambahnya.

Adapun, sebut Dandel, dari tenaga kesehatan yang terpapar tersebut, lima orang diantaranya terkena Covid-19 ketika melakukan perawatan secara langsung kepada pasien dalam pengawasan (PDP) maupun pasien yang telah terkonfirmasi positif di ruang isolasi.

“Ada yang indirect (secara tidak langsung). Artinya mereka juga melakukan penugasan di bagian lain, ada yang di praktik umum, yang kemudian ternyata salah satu pasien yang mereka rawat di praktik umum tersebut kemudian terkonfirmasi positif,” tukasnya.

Oleh sebab itu, kata Dandel, hal-hal tersebut harus terus diperhatikan oleh para tenaga kesehatan agar di kemudian hari tidak lagi bertambah korban Covid-19 dari kalangan tenaga kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan, baik itu di rumah sakit maupun puskesmas yang ada di Sulut.

“Kita selalu berdoa agar rekan-rekan medis dan petugas-petugas yang bekerja di fasilitas kesehatan agar mampu melaksanakan prosedur pemeriksaan dan perawatam pasien dengan standar yang sudah ditentukan, dengan memperhatikan standar APD di setiap zona,” imbuhnya. (Fernando Rumetor)