MANADO- Insiden pengambilan paksa jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 oleh keluarga nyaris kembali terjadi di Kota Manado, tepatnya di Rumah Sakit Pancaran Kasih (RSPK) Manado, Rabu (10/6/2020).

Meski sempat bersitegang dengan pihak RSPK dan aparat, namun dengan kesigapan, pengambilan jenazah PDP tersebut berhasil digagalkan oleh pihak TNI/Polri.

Kapolres Manado AKBP Elvianus Laoli turun langsung dan memberikan arahan untuk menenangkan pihak keluarga. “Memang dari informasi pihak rumah sakit, jenazah tersebut meninggal pada Selasa (9/6/2020) malam kemarin dan berstatus sebagai pasien dalam pengawasan, sehingga proses pemakamannya akan dilakukan sesuai protokol Covid-19,” ujar Kasubag Humas Poltesta Manado Ipda Yusak Parinding.

Kasubag Humas menerangkan, awal kejadian tersebut bermula keluarga menolak jenazah PDP dimakamkan menurut protap Covid-19, sehingga pada Rabu (10/6/2020) pagi terjadi perdebatan antara pihak keluarga dan RSPK.

“Dari situ kita langsung bertindak cepat dengan menambah jumlah personel yang berjaga di RS Pancaran Kasih, dan pak Kapolres langsung turun memberikan arahan, hingga situasinya dapat terkendali,” tandasnya.

Sementara, Juru Bicara Gugus Tugas Manado, Sanil Marentek mengatakan, kejadian pengambilan paksa jenazah PDP di Manado hingga saat ini telah terjadi tiga kali yang nyaris berurutan di lokasi yang sama di RS Pancaran Kasih, yakni pada tanggal 1 Juni, 2 Juni dan 10 Juni.

“Namun berkat pengalaman dari kejadian pertama, di mana salah satu PDP berhasil diambil paksa, maka tim gugus tugas membangun koordinasi dengan TNI/Polri untuk memperketat penjagaan saat ada kejadian serupa, sehingga pengambilan paksa jenazah PDP pada 2 Juni dan Rabu (10/6/2020) hari ini berhasil digagalkan,” jelasnya.

Marentek pun menyayangkan masih adanya pihak keluarga enggan menerima pemakaman jenazah PDP dilakukan sesuai protokol Covid-19.

“Apalagi kan jelas pemakaman jenazah PDP sesuai protap, sebenarnya untuk melindungi pihak keluarga dari paparan Covid-19, karena sudah ada contoh kasus dimana jenazah PDP yang diambil paksa dan dimakamkan secara normal, ternyata setelah keluar hasil swabnya positif, sehingga ini sangat berbahaya,” tuturnya.

Dia pun meminta kepada seluruh masyarakat untuk menghilangkan ego dan bekerja sama guna meminimalisasi penyebaran wabah Covid-19, agar tidak ada lagi insiden yang berbahaya seperti ini, terjadi dilingkungan kita.

“Sebab dengan adanya kerjasama yang baik diikuti tingkat kepatuhan yang tinggi terhadap berbagai anjuran pemerintah, maka akan semakin cepat bagi kita untuk memasuki fase new normal,” pungkasnya. (Deidy Wuisan)