MANADO- Fatality rate atau tingkat fatalitas kasus Covid-19 di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) terbilang cukup tinggi, dimana saat ini telah mencapai 8,29%.

Berdasarkan data yang disampaikan oleh Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sulut, dr Steaven Dandel hingga Sabtu (21/6/2020), dari 808 total kasus Covid-19, 67 orang diantaranya atau 8,29% harus meninggal.

“Kenapa fatality rate kita paling tinggi di Indonesia, karena angka kasus penyakit tidak menular paling tinggi di seluruh Indonesia,” ujarnya saat konferensi video bersama wartawan.

Penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, untuk angka kasus kejadiannya, Sulut menempati nomor di Indonesia. Kemudian diabetes melitus juga Sulut nomor satu di Indonesia. “Obesitas itu, satu diantara tiga orang di Sulut itu obesitas morbid. Kasus gagal ginjal, (Sulut) yang paling tinggi di Indonesia,” beber Dandel.

Lanjut Dandel, setelah dilakukan analisa oleh pihaknya, ditemukan bahwa banyak kasus kematian akibat Covid-19 ini karena adanya penyakit-penyakit penyerta tersebut.

“Maka kemudian ketika kita dilanda pandemi Covid-19 ini, banyak kematian yang ditimbulkan oleh Covid-19 itu karena adanya penyakit penyerta ini, walapun ada juga Covid-19 itu membunuh sendiri, tetapi lebih banyak itu disebabkan karena adanya penyakit penyerta ini,” jelasnya.

Oleh karenanya, tingginya fatalitas kasus Covid-19 di Sulut tak lepas dari kondisi PTM yang sedemikian tinggi di Bumi Nyiur Melambai ini.

“Tentunya ini menjadi tantangan tersendiri bagi sektor kesehatan, karena PTM berhubungan dengan gaya hidup, berhubungan dengan pola diet, dan cara kita bermasyarakat,” ungkapnya.

Ini juga tak lepas dari adat istiadat di Sulut, dimana hampir setiap saat ada acara, bahkan ditengah-tengah pandemi Covid-19 ini pun, masih ada yang melakukan acara. “Ini kemudian yang memicu terjadinya penyakit tidak menular” terang Dandel.

Sehingga sekarang ini, dikatakan Dandel, Sulut mengalami beban ganda, disatu sisi ada beban untuk melakukan kontrol transmisi penularan dari Covid-19 yang sangat cepat, tetapi disisi lain juga kita berhadapan dengan beban PTM.

“Itu analisa dari berbagai pihak kemudian kenapa angka fatality rate di Sulut sampai 8,29% sekarang,” ucapnya. (Fernando Rumetor)