MANADO – Masa pandemi Covid-19 tidak menyurutkan niat investor untuk berinvestasi di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut). Buktinya, sesuai catatan realisasi investasi pada semester I tahun 2020 mencapai Rp1,592 triliun.

Capaian itu, persentasenya sebesar 32% dari target BPKM RI sebesar Rp5 triliun, dan sekira 42% dari target RPJMD 2016-2021 sebesar Rp3,75 triliun.

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Provinsi Sulut, Franky Manumpil mengatakan, strategi jitu yang diterapkan Gubernur Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw sangat berdampak untuk menggairahkan investasi di Bumi Nyiur Mealambai.

“Memang tidak dipungkiri faktor pandemi Covid-19 melemahkan investasi di sektor-sektor lain. Tetapi, sikap Pemprov Sulut yang menjaga iklim investasi membuat investor percaya dan terus melaksanakan kegiatan usahannya di daerah ini,” jelas Manumpil, Senin (24/8/2020).

Dia menuturkan, nilai tambahan investasi sepanjang tahun 2020 berjalan ini, tidak hanya senilai Rp1,59 triliun saja, karena ada juga investor yang belum memasukkan data tambahan kegiatan mereka.

“Banyak investor yang belum mengisi penambahan kegiatan investasi di sistem pelaporan. Itu yang kami dorong, karena data itu menyangkut performa investasi di Sulut,” tuturnya.

Terkait penambahan kegiatan investasi, berdasarkan data yang dirilis BKPM Pusat bahwa sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran mendominasi pertambahan kegiatan dengan nilai Rp542,28 miliar. Sektor ini masuk dalam kategori Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).

Sementara di tempat ke-2 penyumbang penambahan investasi Semester I 2020 ini adalah sektor energi (listrik, gas, dan air) dengan nilai Rp541,27 miliar. Selanjutnya sektor pertambangan senilai Rp338,12 miliar. Kedua sektor ini merupakan Penanaman Modal Asing (PMA).

Kepala Bidang Pengendalian Investasi DPM-PTSP Sulut Rolly Karamoj menyebutkan tambahan investasi sebesar Rp1,592 triliun itu terdiri dari PMDN Rp679,862 miliar (235 proyek) dan PMA Rp913,014 miliar (159 proyek).

“Tambahan yang menjadi perhitungan penambahan investasi itu meliputi seluruh kegiatan. Seperti ada tambahan mobil, motor, genset, laptop, lemari, atau meja-kursi. Pokoknya yang menunjang kegiatan investasi perusahaan,” ujar Karamoj.

Pemerhati perekonomian Sulut, Magdalena Wulur mengakui, capaian invesatasi di Semester I sebesar Rp1,5 triliun merupakan hal yang sangat luar biasa. Pasalnya, kondisi pandemi Covid-19 memukul hampir semua sektor dan berdampak pada investasi.

“Tentu capaian investasi di sulut pada Semester I 2020 sudah sangat baik. Kedepan juga dipastikan investasi akan terus naik menyusul dimulainya kebijakan pemulihan ekonomi daerah,” jelas Wullur.

Dia menyebut, salah satu faktor menujang peningkatan investasi daerah merupakan kebijakan atau program dari kepala daerah. Seperti halnya soal pelayanan prima dengan tidak mempersulit dalam pengurusan perizinan.

“Penerapan layanan bagi investor oleh Pemprov Sulut sudah sangat baik yang tentunya bisa dicontohi oleh pemda di kabupaten/kota untuk bersama menunjang peningkatan nilai investasi daerah. Ini juga tentu akan berdampak pada peningkatan perekonomian daerah yang bertujuan mensejahterakan masyarakat,” tandasnya. (rivco tololiu)