MANADO – Meski di tengah pandemi Covid-19, proyek perluasan terminal Bandara Sam Ratulangi (Samrat) Manado yang dikelola PT Angkasa Pura I (AP I) masih terus berlangsung.

Tercatat hingga akhir pekan lalu, kemajuan (progress) perluasan Bandara telah mencapai 78,8%. Hal itu disampaikan oleh Ugik Sugiarta, Project Manager Adhi Karya selaku pelaksana proyek saat media visit, Kamis (17/12) lalu.

Ia menjelaskan bahwa proyek yang tengah berjalan ini akan meningkatkan kapasitas bandara menjadi dua kali lipat. Terminal penumpang yang sebelumnya memiliki luas 26.481 meter persegi dengan kapasitas hanya 2,6 juta penumpang per tahun, kini diperluas menjadi 57.296 meter persegi dengan kapasitas 5,7 juta penumpang per tahun. Penyelesaian proyek Bandara Sam Ratulangi ini rencananya dijadwalkan akan selesai pada bulan April 2021.

“Adanya pandemi ini, tentunya berdampak pada penyelesaian proyek bandara yang akhirnya terpaksa harus dijadwalkan ulang, kami harus menyesuaikan dan beradaptasi dengan kondisi saat ini dalam setiap pelaksanaan pekerjaan proyek. Disamping tentunya kendala teknis seperti adanya keterlambatan untuk mendatangkan material, alat, dan uji material akibat adanya kebijakan pembatasan dari negara asal, karena sebagian besar alat dikirimkan langsung dari luar negeri,” ungkap Ugik.

Beberapa item pendukung yang masih ditunggu dan sementara dalam perjalanan antara lain Baggage Handling System (BHS) dari Austria, lalu Genset yang didatangkan dari Jerman dan Jepang, serta Chiller yang sementara dalam pengiriman dari Amerika. Item-item itu sempat terkendala pengirimannya karena ada kebijakan lockdown dari beberapa negara tersebut.

“Paling lambat bulan Februari tahun depan itu sudah ada semuanya dan untuk pemasangannya bisa selesai bulan Maret,” ujarnya.

Terkait adanya penjadwalan ulang tersebut, General Manager Bandara Sam Ratulangi Manado , Minggus E.T Gandeguai berharap bahwa pekerjaan proyek perluasan ini dapat tetap berjalan lancar, tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Sehingga Bandara Sam Ratulangi Manado dapat segera menyambut para pengguna jasa dengan konsep baru yang lebih modern namun tetap menonjolkan nuansa daerah dalam ornamen yang ada di bandara,” tukas dia.

Adapun sentuhan daerah akan nampak di berbagai sudut bandara, seperti pada area check in yang memiliki ornamen berupa pohon kelapa dan berbagai sudut lainnya yang menampilkan nuansa tradisional berupa batik Tarawesan Pareday dan Bentenan dari Bumi Nyiur Melambai. Ornamen ini juga akan nampak di gedung Terminal Bandara yang lama, sebagai bentuk Harmonisasi.

“Agar tidak terlalu jomplang dengan Terminal yang baru nanti,” sebut Minggus.

“Dalam jangka panjang, potensi pertumbuhan industri pariwisata Sulawesi Utara optimis akan tumbuh cukup tinggi. Oleh karena itu, sejak ground breaking (peletakan batu pertama) pada 9 Maret 2020, kami tetap berupaya terus mengerjakan proyek perluasan bandara ini dengan menerapkan beberapa penyesuaian sehingga perluasan terminal ini juga dapat segera mendukung pariwisata daerah dan pengembangan pariwisata Likupang, salah satu destinasi pariwisata super prioritas di Sulut,” paparnya.

Sebelumnya, proyek perluasan Bandara Samrat Manado yang dimulai sejak Maret 2020 lalu sedianya dijadwalkan selesai diakhir tahun ini. Namun karena adanya pandemi virus korona, maka tertunda hingga April 2021. Sampai akhir bulan Desember sendiri, ditargetkan progres perluasan bisa mencapai 80-85%.

“Setelah perluasan selesai, kita akan fokus pada peningkatan pelayanan kepada masyarakat,” kuncinya. (fernando rumetor)