MANADO – Pesatnya perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia, termasuk di Sulawesi Utara (Sulut), membuat Satu Tampa yang merupakan salah satu penggerak ekosistem start up dan UMKM di Indonesia Timur menggelar kegiatan diskusi awal tahun bertema “Apa Kreatif Sulawesi Utara?”.
Dalam diskusi yang dilaksanakan di Coworking Satu Tampa pada Rabu (27/1/2021) itu, banyak pihak baik dari unsur pemerintah, akademisi, bisnis, komunitas dan media yang memberikan kontribusi berupa ide dan pemikirannya dalam hal perkembangan industri kreatif ke depannya.
Kelima unsur itu membentuk suatu kolaborasi Pentahelix yang sangat berperan dalam memajukan dan mendukung sektor industri kreatif di Bumi Nyiur Melambai. Dari 16 Subsektor ekonomi kreatif yang ada, Sulut sendiri lebih memfokuskan kepada enam sektor yakni Kuliner, Fashion, Seni Pertunjukan, Musik, Game, serta Kriya.
“Ekonomi kreatif pun tak bisa berjalan sendiri tanpa ada startupnya, UMKM-nya, pemerintahnya, serta media yang menyebarluaskan apa-apa saja yang sebenarnya terjadi saat ini,” tukas Lady Giroth selaku VP Satu Tampa kepada SINDOMANADO.COM, Kamis (28/1/2021).
Dikatakannya, Satu Tampa menginisiasi diskusi ini guna mempertemukan unsur Pentahelix yang ada di Sulut juga di Kota Manado agar usulan-usulan yang dikemukakan bisa terealisasi, terutama oleh unsur pemerintah yang sangat getol mempromosikan ekonomi kreatif ini dan tentunya mempunyai peran penting dalam hal pendanaan.
“Kita ingin menantang pada milenial, mahasiswa yang tadi juga ikut, bahwa dari pihak akademisi pun sudah mengatakan bahwa mari kita bersama-sama (membangun ekonomi kreatif) karena potensi pendanaan besar. Dan banyak mahasiswa juga bertanya-tanya bagaimana caranya? Kami dari Satu Tampa tahu caranya, jadi memang harus kolaborasi,” jelasnya.
Akademisi Universitas Teknologi Sulawesi Utara (UTSU) itu pun menyebutkan bahwa kolaborasi yang baik antar unsur Pentahelix ini penting agar dana yang ada di Kementerian maupun pemerintah daerah bisa terserap dengan baik, juga masalah-masalah yang dihadapi pemerintah terhadap entrepreneur dan UMKM bisa terselesaikan.
“Kadang kita dari Manado, juga Indonesia timur ini terlambat dalam mendapat akses karena tidak mendapat informasi. Sekarang kita bersyukur bahwa Gubernur kita memperjuangkan kawasan Super Prioritas Likupang yang bisa membuka akses pendanaan ekonomi kreatif dari pemerintah pusat dapat masuk ke Sulut,” tandas Lady.
Diskusi pada sore hingga menjelang malam hari itu pun diikuti langsung oleh Kadis Pariwisata Sulut Henry Kaitjili, Kadis Koperasi dan UKM Sulut Ronald Sorong, Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut Arbonas Hutabarat, Kadis Pariwisata Kota Manado Lenda Pelealu. Lalu perwakilan dari Akademisi seperti Yantje Uhing dari Unsrat Manado.
Turut perwakilan dari bisnis ataupun industri antara Julianus Barthen dari JNE Manado, Ramon Karamoy dari Biznet Manado, Andria Wahyudi dari Manguni Squad. Kemudian dari pihak komunitas ada Wahyudi Mokoagow dar ToLe UMKM, Primo Mankei dari Genpi Sulut, serta Ryan Pua dari Kawanua Creative, serta Piet Pusung dari perwakilan media.
Diskusi ini pun tetap memperhatikan protokol kesehatan guna mencegah penyebaran Covid-19. Guna menghindari kerumunan banyak orang, Satu Tampa pun juga menggelar konferensi video, dimana beberapa peserta bergabung secara virtual melalui sambungan Zoom. (Fernando Rumetor)


 
													 
									 
									 
									 
									 
									 
									
Tinggalkan Balasan