JAKARTA – Pakar Kesehatan Masyarakat, Prof Hasbullah Thabrany menilai libur panjang selalu diikuti dengan kenaikan kasus positif Covid-19 . Hal tersebut berkaca pada liburan panjang sebelumnya saat momen Hari Raya Lebaran, 17 Agustus, dan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020.
Dia berpendapat kenaikan kasus positif Covid-19 itu disebabkan terjadinya kerumunan atau adanya interaksi antarorang semakin banyak dalam jarak dekat. “Sederhana saja yang dimungkinkan ketika orang libur berkumpul baik itu karena rekreasi selama liburan panjang atau karena urusan kegiatan seperti ada kawinan atau rapat atau perjalanan, sama saja,” ujar Hasbullah Thabrany kepada SINDOnews, Jumat (12/2/2021).
Adapun libur panjang akhir pekan kali ini berbarengan dengan hari Raya Imlek yang jatuh pada hari ini. “Nah oleh karenanya kalau dalam liburan Imlek mulai hari ini terjadi lagi pergerakan kerumuman, akan naik lagi (kasus Covid-19, red), itu sudah biasa, tampaknya saya duga akan terjadi juga,” ucapnya.
Sementara itu, kata dia, vaksinasi virus Covid-19 belum cukup memadai. “Baru sangat sedikit, baru tenaga kesehatan. Jadi estimasi saya akan ada kenaikan (Kasus Covid-19, red). Mungkin tidak sebanyak libur akhir tahun atau libur waktu ada pilkada yang barengan dulu itu,” jelasnya.
Menurut dia, pemerintah harus meminimalisir jumlah orang yang berkerumun yang bergerak satu dengan yang lainnya antara lain seperti melarang pegawai negeri sipil atau pegawai BUMN pergi liburan yang sudah dilakukan pemerintah. “Tapi harus dipahami, liburan keluar kota tidak, jangan kumpul liburan di rumah sendiri dengan mengadakan acara-acara keluarga atau teman-teman yang juga pada akhirnya menimbulkan kerumunan, akhirnya akan sulit,” tuturnya.
Bagi masyarakat yang terpaksa untuk melakukan pertemuan, dia menyarankan agar masker tidak dibuka. Kata dia, masker harus dipakai kalau berkumpul. Kemudian menjaga jarak ketika makan bersama. Bagus pakai face shield sambil makan, tidak ngomong, makan saja pakai jarak 1-2,5 meter dan pada waktu apapun tidak merokok karena ketika merokok biasanya cenderung orang kumpul, bersama, ngobrol. Dan merokok tentu tidak bisa dilakukan dengan pakai masker, jadi ketika mau merokok masker pasti dibuka sehingga itu meningkatkan risiko. Jadi, sadarlah keluarga teman bisa jadi korban karena kelalaian kita,” imbuhnya.
(Sumber: sindonews.com)
Tinggalkan Balasan