MANADO – Pada Senin dini hari (29/3/2021) terjadi insiden di Refinery Unit (RU) VI Balongan di Indramayu, Jawa Barat. Insiden itu mengakibatkan kebakaran di tangki bahan bakar minyak (BBM) milik Pertamina itu.
Lantas? bagaimana suplai BBM di Sulawesi? apakah insiden itu mengganggu suplai BBM?. Senior Supervisor Communication & Relation Pertamina Regional Sulawesi, Taufiq Kurniawan memastikan bahwa suplai BBM di Sulawesi aman dan terkendali pascakebarakan tersebut.
“Pada dasarnya wilayah Sulawesi itu tidak terganggu (suplai BBM-nya). Kalau di wilayah kami yakni Pertamina Regional Sulawesi secara umum penyaluran BBM-nya tidak terganggu,” ujarnya saat dihubungi via telepon oleh wartawan SINDOMANADO.COM.
Lanjut dikatakan Taufiq, suplai BBM di Sulawesi sendiri tak terganggu lantaran pada hari-hari biasanya, pihak Pertamina Regional Sulawesi tidak mengambil minyak dari Kilang Minyak yang ada di Balongan itu.
“Kita mengambil dari Balikpapan dan Tuban. Jadi, tidak ada kendala yang kita alami. Tidak ada kendala sama sekali. Penyaluran BBM tetap normal seperti hari biasanya. Kondisi itu tidak mengganggu kelancaran suplai BBM kami,” papar Taufiq.
Ia pun meminta agar masyarakat di Pulau Sulawesi, terlebih khusus di Sulawesi Utara (Sulut) agar tidak perlu khawatir akan kemungkinan terjadinya kelangkaan BBM pascakebakaran Tangki Minyak BBM di Indramayu itu.
“Masyarakat tak perlu khawatir. Kalaupun ada gangguan, saya pastikan Pertamina memberikan pelayanan yang terbaik. Sejauh ini karena kita mengambil minyak dari Balikpapan dan Tuban, makanya kita tidak akan terganggu,” ungkap Taufiq.
Sementara itu, berbagai berita hoax muncul berkaitan dengan insiden tersebut. Dalam konferensi pers secara virtual, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati membeberkan fakta-fakta yang terjadi terkait insiden Kilang Balongan.
Pertama, Nicke menjelaskan bahwa dalam insiden tersebut hanya membakar tangki sehingga operasional bisa langsung berjalan begitu api padam. “Saya sampaikan bahwa yang terbakar ini bukan kilang melainkan tangki BBM-nya untuk menyimpan produk yang berada di area kilang,” bebernya.
“Jadi peralatan-peralatan utama untuk produksi kilang berikut juga fasilitas produksi aman, sehingga nanti ketika penanganan insidennya sudah selesai atau api padam, maka kilang nanti bisa dioperasikan kembali,” tukasnya.
Ketahanan pasokan BBM dan Avtur sangat memadai di kisaran 20 hingga 74 hari ke depan. Berdasarkan data saat ini, pasokan gasoline (bensin) secara nasional sebesar 10,5 juta barel, Gasoil (Solar) 8,8 juta barel dan Avtur 3,2 juta barel.
Nicke Widyawati menjelaskan Pertamina akan memastikan pasokan BBM tetap aman, karena pola supply yang telah diterapkan telah mengantisipasi adanya skenario emergency. “Kami akan mengoptimalkan produk dari kilang lain, sehingga tidak ada kendala di dalam supply BBM,” paparnya.
“Karena sebetulnya processing plant yang utama tidak terdampak. Kebakaran hanya di daerah tanki saja. Kilang akan bisa segera dioperasikan kembali ketika sudah melakukan pemadaman,” tambah Nicke dalam Konferensi Pers yang dilaksanakan di Jakarta pada Senin (29/3/2021).
“Mewakili Pertamina saya menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas insiden tersebut dan memohon maaf kepada masyarakat. Mohon doa, agar kami Pertamina dan seluruh stakeholders dapat menangani insiden ini,”ujar Nicke.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina, Mulyono menjelaskan saat ini, Kilang Balongan mensuplai BBM ke Terminal BBM Balongan, Cikampek, dan Plumpang. Menurutnya kondisi kilang Balongan tidak ada masalah, normal shutdown. Suplai pengganti akan dijalankan dari Kilang Cilacap dan TPPI.
“Masyarakat tidak perlu panik karena stok sangat banyak, ini juga konsumsi yang belum terlalu normal jadi stok masih tinggi,” tegasnya. Terkait penanganan insiden pada Tanki T-301, Pertamina tetap fokus melakukan penanganan offensive fire handling serta berkoordinasi dengan seluruh pihak, melibatkan pemerintah daerah, kepolisian, dan pihak lain.
Ditambahkan Mulyono dalam konferensi pers itu, bahwa bahwa kondisi stok gasolin nasional sangat-sangat aman. “Akibat pandemi COVID-19 penyerapan BBM belum berjalan optimal hingga hari ini. Jadi stok BBM ini luber ada 10,5 juta barel. Ini cukup untuk 27-28 hari ke depan, jadi tidak ada masalah. Sekitar 62.500 kiloliter per hari konsumsi masyarakat kita,” ucap Mulyono dengan tegas.
Penyebab kebakaran pun masih dalam investigasi. “Bapak Ibu untuk penyebab kebakaran tersebut belum kami ketahui secara pasti sampai saat ini, jadi kami masih melakukan investigasi dibantu oleh beberapa pihak yang berwenang, sehingga fokus kami hari ini adalah untuk menyelesaikan kondisi darurat di lapangan,” jelasnya. (Fernando Rumetor)
Tinggalkan Balasan