MANADO – Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Minahasa Royke Oktavian Roring-Robby Dondokambey (ROR-RD) menyeriusi permasalahan eceng gondok di Danau Tondano.
Pasalnya, danau terbesar di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tersebut masuk deretan 15 danau di Indonesia yang dinilai dalam kondisi kritis.
Masalah eceng gondok menjadi salah satu penyebab timbulnya pendangkalan danau.
“Program revitalisasi Danau Tondano terus menjadi perhatian Pemkab Minahasa. Ini juga jadi perhatian serius pemerintah pusat dan Pemprov Sulut,” kata Bupati Royke Roring, diiyakan Wakil Bupati Robby Dondokambey di Kantor Gubernur Sulut, Selasa (30/3/2021).
ROR mengatakan, penanganan Danau Tondano belum berjalan maksimal di 2020, karena terkosentrasi pada penanganan pandemi Covid-19.
“Karena ada kebijakan recofusing anggaran. Tahun 2021 pun ada pergeseran anggaran,” bebernya.
Meski begitu, ROR mengakui program revitalisasi Danau Tondano tetap menjadi perhatian pihaknya.
“Kita lakukan secara bertahap. Kita terus bersinergi bersama pemerintah pusat dan Pemprov Sulut. Karena dengan adanya sinergi yang baik, pastinya permasalahan di daerah, termasuk Danau Tondano bisa teratasi dengan baik,” tukasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Minahasa, Vicky Kaloh mengatakan, untuk penanganan eceng gondok yang ada di Danau Tondano sampai saat ini masih sementara berlangsung.
“Saat ini kita memiliki delapan alat untuk mengangkat eceng gondok, empat alat milik Pemkab Minahasa dan 4 alat milik Pemprov Sulut. Untuk alat yang kita miliki diletakan di Kelurahan Toulour. Sementara untuk alat Pemprov diletakan di wilayah Desa Eris,” tutup Kaloh. (rivco tololiu)
Tinggalkan Balasan