MANADO – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) telah mendata nilai ekspor nonmigas sementara yang terdiri dari komoditi pertambangan, industri dan pertanian Sulut pada Maret 2021, di mana tercatat sebesar USD88,24 juta sementara impornya senilai USD 10,02 juta.

Adapun, nilai ekspor tersebut mengalami penurunan. Asim Saputra selaku Kepala Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut mengatakan, Singapura menjadi negara tujuan ekspor nonmigas terbesar di Sulut pada Maret 2021.

“Negara tujuan ekspor nonmigas terbesar Sulawesi Utara pada Maret 2021 adalah Singapura sebesar USD21,35 juta (24,20% dari total ekspor),” ungkap Asim. “Sedangkan Australia menjadi negara pemasok terbesar pada Maret 2021, sebesar USD3,22 juta (32,14% dari total impor),” tambahnya.

Menurut Saputra, nilai Free On Boar (FOB) Ekspor Nonmigas di Sulut Pada Maret 2021 mengalami penurunan di bandingkan Februari 2021. Bila dibandingkan pada tahun sebelumnya di bulan yang sama mengalami peningkatan. “Nilai FOB Ekspor Nonmigas Sulawesi Utara pada maret 2021 senilai US$ 88,24 juta, mengalami penurunan sebesar 5,91 persen dibandingkan Februari 2021 yang senilai USD93, 78 juta. Bila dibandingkan dengan bulan yang sama di 2020, nilai ekspor Sulawesi Utara juga mengalami peningkatan sebesar 12, 11%,” ujar Kepala Kantor BPS Sulut.

Asim menuturkan, ekspor menurut Golongan Barang HS2 Digit, kontributor tertinggi pada Maret 2021, komoditi lemak dan minyak hewani/nabati. Beberapa negara berturut-turut menjadi tujuan dari nilai yang tertinggi.

“Dilihat dari golongan barang HS2 digit. Kontributor tertinggi pada Maret 2021 diduduki oleh komoditi lemak dan minyak hewani/nabati. Golongan barang tersebut pada Maret diekspor ke empat negara tujuan berturut-turut dari nilai yang tertinggi seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Jepang dan Korea Selatan,” pungkasnya. (Christy Tamanampo/mg)