MANADO – Gerai COFO & Freslato Gelato menjadi salah satu tempat hits di Kota Manado untuk dikunjungi oleh para kawula muda maupun mereka yang sekadar ingin mencicipi ‘dinginnya’ Gelato.

Namun siapa sangka gerai yang berada di samping SPBU Tikala itu tak hanya menyuguhkan nikmatnya Gelato, es krim khas negara Italia, tetapi juga memadukannya dengan berbagai unsur khas Sulawesi Utara (Sulut).

Salah satunya ialah konsep ‘pameran’ berbagai macam produk COFO, mulai dari Kain Tenun Kofo yang terbuat dari serat pohon pisang abaka yang banyak ditemui di daerah Sangihe dan Talaud, hingga bermacam-macam kerajinan tangan.

Konsep yang fresh dengan memadukan kudapan Gelato dan pameran produk olahan Kain Tenun Kofo khas Sulut itu ditata secara apik oleh Cindy Wowor sang Founder COFO, yang berkolaborasi dengan Sam Pantouw, Creator COFO.

“Kain khasnya Sulawesi Utara itu kan Kain Koffo yang sudah mulai punah. Nah mulai 2016 saya berniat untuk bangkitkan kembali lewat COFO ini. Baru pada 2021 inilah kesampaian akhirnya kita buat display COFO yang dipadukan dengan Freslato,” kata Cindy.

Salah satu produk yang dijual. (FOTO: Istimewa)

Miss Sulut tahun 2005 itu pun senang karena bisa mengangkat nilai-nilai khas Bumi Nyiur Melambai lewat COFO maupun Freslato. “Kami sudah berdayakan beberapa kelompok penenun di Sangihe dan Talaud untuk menghasilkan kain-kain yang dipamerkan sekaligus di jual di COFO,” tuturnya.

Kata Cindy, hal ini tak lepas dari passionnya terhadap nilai-nilai dan kesenian daerah. Sebelum pandemi, ia pun sering bolak-balik Manado-Jakarta untuk memberikan pendampingan kepada masyarakat dan kelompok penenun.

“Karena banyak juga masyarakat yang sudah tidak tertarik untuk melestarikan Kain Kofo ini, makanya kita terus berikan pendampingan dengan harapan ketika perekonomian sudah membaik dan kita sudah mulai lancar penjualannya, bisa lebih banyak lagi masyarakat yang diberdayakan untuk membuat Kain Koffo ini,” paparnya.

Selain pendampingan, dirinya bersama tim COFO juga memberikan bantuan alat tenun untuk menunjang pembuatan kain. “Desain kainnya juga sudah kita sesuaikan agar masuk di kalangan milenial hingga kalangan ibu-ibu dan bapak-bapak juga,” ungkapnya.

Dikemas bersama brand Freslato Gelato, Cindy pun memadukan antara pelestarian budaya dengan kreativitas modern yang tersemat di Gelato, maka jadilah ‘kemasan modern’ yang berpadu apik di gerai yang telah beroperasi sebulan lebih itu.

Wanita satu ini turut memberdayakan masyarakat daerah dengan membeli berbagai macam produk olahan bumi Sulut untuk dapat dipadukan dengan nikmatnya Gelato, sehingga memberikan keunikan tersendiri dibanding produk olahan Gelato lainnya.

“Kita hadirkan rasa-rasa khas seperti rasa Kelapa, Klapertart, Kenari, Kayu Manis, Brenebon, disitu letak kreativitasnya yang sepertinya tak bisa ditemukan di tempat Gelato lain,” beber Cindy yang mengawali karir menjadi seorang Host dan TV Anchor di salah satu stasiun televisi kenamaan di Indonesia itu.

Makanya, pungkas Cindy, konsep yang dibangun lewat gerai COFO dan Freslato Gelato ini ialah tak lain dan tak bukan karena semata-mata kecintaannya akan Sulawesi Utara dan keinginan besar untuk mau melestarikan budaya dan hal-hal khas Kawanua.

“Dari customer pun akan merasakan juga ada sesuatu ketika dia membeli disini, dimana customer turut ambil bagian dan berkontribusi untuk mendukung perekonomian masyarakat lokal,” tutur Cindy.

“Karena produk-produk yang kita pakai mengutamakan produk lokal seperti Gula Merah, Kacang Kawangkoan, Kenari, Kayu Manis, Kelapa, dan buah-buahan lokal semua kita gunakan disini, rasa-rasa lokal yang kita angkat,” kuncinya. (Fernando Rumetor/Anastasya Sigar)