TALAUD- Hari pertama “Larangan Mudik” oleh pemerintah khususnya di Kabupaten Talaud, terpantau di tiga titik lalu lintas penumpang kapal yang masuk ke Talaud melalui tiga pelabuhan utama. Yakni pelabuhan Melonguane, pelabuhan Beo, dan pelabuhan Lirung, Kamis (6/5/2021).

Dipantau khususnya penumpang jelang libur panjang dan mudik lebaran. Saat ini sudah dilakukan pemberlakuan larangan mudik.

Pelarangan mudik ini dikawal ketat oleh Lanal Melonguane yang terbagi 3 tim. Dimana, pergerakan kekuatan 3 tim dari Lanal Melonguane bergerak menuju tiga pelabuhan.

Tim Lirung, bergerak menggunakan RHIB (Rigid Hulled Inflatable Boat) dipimpin Lettu Mar Bania Langkari dibantu Letda Laut (K) dr. Fahmi Henggar P. dan Letda Laut (S) Ahmad Roni bergerak melintasi selat Lirung menuju Pelabuhan Lirung.
Tim Melonguane, dengan kendaraan taktis SFQR dipimpin oleh Kapten Laut (P) Maman Badruzaman dibantu Letda Laut (PM) Desmulyadi bergerak menuju pelabuhan Melonguane.

Sedangkan Tim Beo, dipimpin Letda Mar Fahmi Zakky bergerak menuju pelabuhan Beo guna membantu pemeriksaan kesehatan para penumpang kapal yang turun serta melaksanakan pengawasan dan pendisiplinan protokol Covid-19.

“Ketiga Tim dari Lanal Melonguane tersebut bergabung dan bersinergi dengan tim-tim dari beberapa instansi yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud, baik itu dari pemerintah daerah maupun unsur TNI-Polri.l,” ungkap Danlanal Melonguane, Letkol Marinir Adi Sucipto, S.T., M.Tr.Hanla.

Menurutnya, pegecualian terhadap larangan penggunaan atau pengoperasian sarana transportasi laut sebagaimana tersebut dalam pasal 15 Peraturan Menteri Perhubungan RI Nomor 13 Tahun 2021 menjadikan pengawasan terhadap para penumpang yang masuk ke Kabupaten Talaud. Sehingga dibutuhkan upaya ekstra keras guna mencegah penyebaran Covid-19 di kabupaten yang terletak di perbatasan paling utara NKRI ini.

Pantauan, hasil informasi jumlah penumpang kapal yang berangkat dari Manado tujuan Talaud pada hari Rabu tanggal 5 Mei 2021 sejumlah total 554 berdasarkan manifest yang diangkut dengan dua kapal penumpang yaitu KM Barcelona IIIA dan KM Glory Mary, dengan tujuan tiga pelabuhan utama di Talaud.

Jumlah penumpang tersebut mengalami trend kenaikan yang cukup signifikan apabila dibandingkan dengan penumpang di hari sebelumnya yang total hanya sekitar 353 penumpang.

” Peningkatan jumlah masyarakat yang masuk ke Talaud menjelang libur panjang dan selama kurun waktu pelarangan mudik oleh pemerintah dimana terdapat pengecualian terhadap larangan penggunaan dan pengoperasian kapal penumpang ke wilayah perbatasan, ini perlu disikapi dengan peningkatan kewaspadaan yang tinggi guna pencegahan penyebaran Covid-19 di wilayah kabupaten di perbatasan ini,” papar Sucipto.

Ditambahkannya, jangan sampai pengecualian larangan ini kemudian menjadi sumber petaka di kemudian hari karena tidak disertai dengan langkah-langkah atau tindakan yang kongkrit di lapangan guna mencegah penyebaran Covid-19.

Kami sudah setahun lebih menjaga pintu masuk di perbatasan ini, berbagai imbauan juga sudah kami sampaikan kepada pengguna maupun penyedia jasa transportasi laut, baik itu secara langsung, menempel stiker imbauan di beberapa tempat di kapal, pemeriksaan kesehatan penumpang saat turun dari kapal, pendisiplinan protokol kesehatan Covid-19 di pelabuhan dll dan akan terus konsisten menjalankan tugas kemanusiaan tersebut.

Dihimbau agar masyarakat Talaud, baik diluar/dalam daerah. Agar menahan diri untuk tidak mudik.
Kendatipun di wilayah Talaud terdapat pengecualian larangan penggunaan dan pengoperasian transportasi laut, namun itu bukan berarti menjadi kesempatan atau pembenaran untuk melakukan perjalanan keluar masuk Talaud tanpa disertai persyaratan sebagaimana ketentuan yang berlaku.

“Kepada instansi yang bertugas melaksanakan pengawasan sebagaimana yang diamanahkan Permenhub RI Nomor 13 Tahun 2021, terutama di pelabuhan pemberangkatan di Manado, saya berharap agar benar-benar melaksaakan pengawasan dan memberlakukan persyaratan sebagaimana dimaksud dan peraturan tersebut, terutama sejak di pelabuhan pemberangkatan,” pungkas Danlanal.

Kelengahan atau kelonggaran di pelabuhan pemberangkatan, maka dampaknya nanti akan lebih kompleks di pelabuhan kedatangan. ” Ini transportasi laut dan jarak tempuhnya juga cukup jauh dengan waktu tempuh yang lama, jangan sampai kapal penumpang tersebut akan menjadi klaster penyebaran Covid-19 yang kemudian juga akan meluas di wilayah perbatasan selaku daerah kedatangan ujarnya kembali menambahkan,” imbuhnya. (Jasman)