TALAUD – Setelah mempelopori sistem pertanian hidroponik dan pemanfaatan kolam ikan air tawar untuk berbagai ternak unggas termasuk itik. Kini Lanal Melonguane kembali melakukan inovasi di daerah perbatasan paling utara NKRI yang menjadi wilayah kerjanya dengan mempelopori budidaya rumput laut dengan sistim keramba jaring apung.
Kegiatan uji coba budidaya rumput laut sistim keramba tersebut telah mulai dilaksanakan beberapa waktu lalu di desa Alo Kecamatan Rainis Kabupaten Kepulauan Talaud yang merupakan cikal bakal Kampung Bahari Nusantara di wilayah kepulauan di bibir Samudera Pasifik tersebut.
“Ide budidaya rumput laut sistem keramba jaring tersebut dilatarbelakangi adanya keengganan masyarakat untuk melaksanakan budidaya rumput laut karena pengalaman mereka yang gagal yang disebabkan rumput laut yang mereka budidayakan dirusak oleh ikan-ikan,” ungkap Danlanal, Letkol (Mar) Adi Sucipto,S.T.,M.Tr. Hanla kepada awak media, Rabu (12/5/2021).
Lanjut ia, dengan pengalaman kegagalan masyarakat tersebut, kemudian saya berupaya mencari solusi dengan berbagai referensi. Kemudian membuat desain keramba jaring apung menggunakan paralon serta memerintahkan Babinpotmar Lanal Melonguane atas nama Serka SAA Joko Pambudi dan KLK Pom Rohmat Basuki untuk mengerjakan pembuatan keramba tersebut.
Jadi, setelah mendapatkan bibit rumput laut yang dipesan dari Manado, Babinpotmar dengan dibantu para prajurit Lanal Melonguane kemudian melaksanakan penaburan bibit rumput laut di keramba jaring dari paralon serta keramba jaring apung milik masyarakat yang tidak dipergunakan di desa Alo.
Pemantauan dan evaluasi ujicoba budidaya rumput laut sistim keramba terus dipantau oleh Danlanal Melonguane melalui Babinpotmar yang ditugaskan secara khusus di desa Alo yang merupakan cikal bakal Kampung Bahari Nusantara binaan Lanal Melonguane.
Dari pengecekan yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 11 Mei terhadap rumput laut yang sudah ditebar pada tanggal 1 Mei lalu, menunjukkan bahwa bibit rumput laut tumbuh subur dan bebas dari gangguan/serangan ikan.
“Budi daya rumput laut sistem keramba yang telah dilaksanakan oleh Lanal Melonguane tersebut merupakan pilot project yang nantinya akan dikembangkan lebih lanjut,” papar Sucipto.
Sistem budi daya rumput laut dengan menggunakan sistim keramba ini akan jauh lebih baik dibandingkan dengan sistim lama yang menggunakan bentangan tali yang panjang. Selain lebih rapi, indah, tertata, ramah lingkungan dan tidak memakan tempat yang luas, sistim keramba ini juga akan melindungi rumput laut dari gangguan ikan atau pemangsa yang dapat mengakibatkan kegagalan panen jelasnya.
Pilot project ini kami lakukan sendiri dulu karena kami ingin memberikan contoh kepada masyarakat nelayan bagaimana cara mengatasi permasalahan yang pernah menjadikan mereka dahulu gagal dalam budidaya rumput laut.
Setelah uji coba pertama ini berhasil, maka selanjutnya kami akan optimalkan peran serta masyarakat untuk mengembangkannya dan selanjutnya kami hanya sebagai pembina yang akan mengarahkan, memotivasi serta membantu memberikan solusi apabila nantinya kembali terdapat berbagai kendala.
“Semoga terobosan ini berhasil dan menjadi solusi atas permasalahan yang pernah dialami oleh masyarakat nelayan dan berharap, saat peresmian atau pencanangan Kampung Bahari Nusantara nanti, rumput laut yang sudah kita tebar dan kita rawat sudah dapat dipanen bersama masyarakat,” tutur ujar Pamen berpangkat Letkol Marinir yang sangat mencintai laut ini.
Dalam pengembangan berbagai program Kampung Bahari Nusantara ini, kami mengharapkan kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak, baik itu pemerintah daerah melalui dinas terkait, BUMN, BUMD ataupun swasta guna membantu masyarakat Kampung Bahari Nusantara binaan kami.
Danlanal Sucipto, imbau masyarakat Talaud untuk kembali ke jati diri dan semangatnya sebagai masyarakat bahari yang selalu dinamis, bermental baja, dapat berfikir kritis dan bertindak cepat dalam menghadapi berbagai perubahan dan dinamika. (Jasman)
Tinggalkan Balasan