MANADO – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) menargetkan penurunan angka stunting hingga 10%.

Angka ini berada di bawah target secara nasional dengan angka 14%.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Sulut, Jenny Karouw mengatakan, semua kabupaten/kota di Sulut jadi lokasi khusus untuk menurunkan angka stunting.

“Kalau lalu fokus hanya di beberapa kabupaten yang punya banyak kasus stunting, tapi sekarang semua kabupaten/kota jadi lokasi khusus,” ungkap Karouw, Rabu (1/9/2020).

Ia menyebut, upaya dalam menekan kasus stunting butuh peran bersama baik instansi terkait, pemerintah kabupaten/kota, stakehokder dan masyarakat sendiri.

“Setelah dicermati, ternyata penyebab stunting bukan hanya soal gizi buruk, tetapi salah satu faktornya yaitu pola asuh anak,” ungkapnya.

Karouw menjelaskan, banyak didapati kasus stunting pada keluarga yang terbilang cukup mampu secara ekonomi.

“Nah, ini yang memang jadi persoalan karena penyebabnya ternyata ada pada pola asuh anak sendiri. Ini yang memang mesti terus diedukasi kepada masyarakat,” tuturnya.

Selain itu, lanjutnya, banyak kasus stunting anak ditemui pada pasangan keluarga yang kawin di usia dini.

“Ada juga kasus stunting anak yang lahir di luar nikah. Pastinya, pemahaman sangat penting untuk mengedukasi masyarakat dalam mengantisipasi atau mencegah stunting,” tandasnya. (rivco tololiu)