PENULIS: Gladys Runtukahu (Kanada)

Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) orang Manado tidak perlu diragukan lagi, tidak kalah bersaing dengan daerah lain.

Buktinya, salah seorang Kawanua asli, Johnny Jermias, saat ini tercatat sebagai Professor di Beedie School of Business, Simon Fraser University (SFU).

SFU sendiri saat ini menempati urutan ke 8, sebagai top – ranked university di Kanada Tahun 2022.

Saat ini, berada dalam 250 universitas terbaik tingkat dunia versi Times Higher Education (THE). Maclean’s Magazine mengumumkan SFU sebagai Canada’s Top Comprehensive University.

Saat ditemui di ruang kerjanya di Simon Fraser University, Kampus Burnaby, Prof Johnny menyapa dengan dialeg Bahasa Manado yang masih kental. Namun selanjutnya lebih menggunakan Bahasa Inggris karena telah menjadi kebiasaan.

Prof Johnny lama bermukim di Kleak, hingga masih mengingat beberapa tetangga orang Manado di seputaran rumahnya.  Pendidikan Master dan Doktor Prof Johnny di dapatkan melalui University of Waterloo, Kanada.

Pendidikan tersebut merupakan beasiswa dari World Bank, saat Prof Johnny berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil di Departemen Keuangan, kala itu.

Beberapa tahun kemudian, Prof Johnny menemukan passion dan panggilan hidupnya sebagai pengajar dan memutuskan untuk berkarir bersama SFU.

“Saya menyelesaikan kewajiban dan semua urusan saya sebagai PNS, dan kemudian pindah menetap di Kanada,” ungkapnya.

Prof Johnny mengatakan bahwa budaya dan kebiasaan orang barat sangat jauh dengan budaya dan kebiasaan orang Manado.

Dia mencontohkan, adalah di Indonesia kita akan saling mengetahui siapa tetangga kita dan berinteraksi dengan mereka setiap ada kesempatan.

Begitu juga dengan di kantor, biasanya kita akan saling mengenal dekat satu dengan yang lain.

“Di sini berbeda. Kadang kita tidak saling berbicara dengan rekan sebelah ruangan, selain urusan pekerjaan. Kita tidak tahu siapa pasangan dan keluarga mereka, karena di sini tidak banyak mementingkan urusan orang lain. Jadi fokusnya adalah bekerja, bukan bersosialisasi. Karena sosialisasi ada waktunya sendiri,” ujarnya.

Meskipun berkarir di sini, Prof Johnny yang saat ini telah menikah dan memiliki 4 orang anak yang semuanya menetap di Kanada, mengaku tidak pernah melupakan Kota Manado.

Saya menggunakan Bahasa Manado di rumah. Makan masakan Manado, dan selalu menyempatkan diri untuk pulang kampung memperkenalkan anak –anak tentang Indonesia.

Beberapa tahun lalu, Prof Johnny juga sempat memberikan kuliah umum di Fakultas Ekonomi Universitas Sam Ratulangi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Manado di Tondano dan STIE Eben Haezar Manado.

Prof Johnny mengajak generasi muda di Manado untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris mereka, agar lebih mudah bersaing di dunia yang semakin kompetitif.

“Kita pasti bisa, asalkan mau berusaha dan berjuang,” tutupnya. (*)