MANADO – Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) se-wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua) resmi diluncurkan di Kota Manado, Sulawesi Utara, Senin (3/10/2022).
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Aida S Budiman yang hadir langsung dalam peluncuran pun mengapresiasi Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey serta seluruh Pimpinan Daerah dan Pejabat terkait.
“Termasuk mitra lainnya yang selalu bersama-sama menjaga pemulihan ekonomi daerah dan tentunya nasional, termasuk hari ini kita bersama menjaga Inflasi,” kata Aida.
GNPIP yang kita laksanakan, ungkapnya, adalah tindaklanjut dari Arahan Presiden RI pada Rakornas TPID 18 Agustus 2022 dan kemudian diluncurkan secara nasional di Surabaya 14 September 2022.
“GNPIP ini penting untuk terus kita lanjutkan karena dari hasil RDG BI 21-22 September 2021, ketidakpastian perkembangan ekonomi global masih berlanjut,” beber Aida.
Ketidakpastian itu antara lain pertumbuhan ekonomi yang terus menunjukkan indikasi penurunan, inflasi yang tetap tinggi –didorong oleh kenaikan harga komoditas dan energi, dan terus terjadinya ketidakpastian perkembangan pasar keuangan global akibat respon kebijakan moneter yang dilakukan negara maju.
“Dalam menghadapi kondisi tersebut, BI melakukan respon bauran kebijakan yang bertema Sinergi menjaga stabilitas dan momentum pemulihan. Bagian dari menjaga stabilitas adalah bagaimana kita bersama-sama menjaga inflasi,” ujarnya.
“Khususnya dari Inflasi Pangan sehingga bisa membantu penurunan tekanan inflasi dari kelompok barang yang harganya diatur Pemerintah dan juga dampaknya ke Inflasi Inti atau dari sisi permintaan. Untuk itu berlanjutnya GNPIP di Sulampua merupakan inisiatif yang sangat kami apresiasi,” tutur Aida.
Kata kunci dari GNPIP adalah Sinergi. Dengan Sinergi, kita bisa mengkoordinasikan program kerja TPID dalam menjaga Keterjangkauan Harga; Ketersediaan Pasokan; Kelancaran Distribusi; dan Komunikasi – sehingga memberikan hasil yang lebih baik.
“Untuk ilustrasi adalah Tinutuan yang terdiri dari campuran berbagai macam sayur – sehingga menjadi sajian yang lezat, sehat dan memberikan energi Tinutuan adalah hasil Sinergi yang diharapkan, lebih baik dari sekedar kumpulan sayuran,” tambahnya.
Dengan filosofi bubur manado, GNPIP merupakan langkah komitmen Sinergi BI dan Pemerintah Pusat/Daerah untuk secara bersama-sama mengoptimalkan berbagai langkah pengendalian inflasi, khususnya dari sisi suplai guna mendukung ketahanan pangan secara integratif, masif, dan berdampak nasional.
“Langkah nyata dilakukan melalui Operasi Pasar, Kerjasama Antar Daerah, Peningkatan Produksi Pangan, antara lain melalui Urban Farming dan berbagai penguatan Alsintan, termasuk digitalisasi, pembiayaan dan optimalisasi APBN/D,” sebut Aida.
GNPIP dilakukan secara masif. Sejauh ini telah dilakukan di 32 KPwDN dari 46 KpwDN tetapi akan terus berlangsung dan masih jadi perhatian di 2023.
“Produk pangan yang dilakukan penguatan bisnis model dan produksinya adalah hortikultura, khususnya cabai merah tetapi tetap memperhatikan kearifan lokal seperti bawang merah, bawang putih, cabai rawit. Juga memastikan gerakan ketahanan pangan ini dilakukan secara end-to-end dari hulu ke hilir,” ungkapnya.
Hal istimewa dari GNPIP hari ini, lanjutnya, bahwa Kota Manado terkenal dengan keindahan alamnya atau juga disebut Bumi Nyiur Melambai. Tapi hal yang terkenal dari Manado juga adalah pahlawan-pahlawanya dan ini mencerminkan semangat Manado masa kini.
“Salah seorang yang ingin kami angkat adalah pahlawan kebanggaan Sulawesi Utara, Dr. Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi, atau Sam Ratulangi. Beliau dikenal sebagai orang dengan berbagai terobosan kebijakan seperti menghapuskan sistem kerja paksa di Minahasa dan membuka transmigrasi ke Minahasa. Semangat terobosan atau inovasi ini juga terasa dalam GNPIP di Manado dan bisa disebut GNPIP 2.0,” jelasnya.
Tadi kita saksikan bersama berbagai inisiatif GNPIP nasional juga dilaksanakan di GNPIP Sulampua; seperti kerjasama antara daerah yang Saat ini sudah ada 30 KAD, baik G2G dan business-to-business di seluruh Sulampua dengan komoditas utama beras, hortikultura, dan perikanan.
Pada event ini KAD B2B antara pelaku usaha dari Sulawesi Utara dan Jawa Timur untuk komoditas strategis bawang merah, daging ayam, dan telur ayam ras; Gerakan Urban Farming: pemberian 100.000 bibit cabai sebagai bagian dari total 300.000 bibit cabai di Sulampua dengan memperhatikan masa tanam yang antisipatif.
“Kemudian Program Dedikasi untuk Negeri: berupa alsintan dan saprodi, alat digital farming, bantuan WiFi untuk digitalisasi pasar tradisional, dan videotron sebagai alat pengendalian harga dan komunikasi yang efektif kepada kelompok tani, pondok pesantren, asosiasi pedagang pasar, dan TPID Kota Kotamobagu tetapi dengan peningkatan intensitas,” paparnya.
“Ke depan GNPIP 2.0 Manado juga dapat lebih ditingkatkan dengan membangun ekosistem yang tersambung antara hulu sampai dengan hilir, yang kemudian dapat difasilitasi dengan digital dan inisiatif hijau,” kunci Aida.
Hadir dalam kegiatan ini Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Asisten Gubernur BI Filianingsih, Kepala Kantor Perwakilan BI Sulut Arbonas Hutabarat, Pimpinan OJK dan Perbankan Wilayah Sulampua maupun kepala daerah dari kabupaten/kota. (Fernando Rumetor)
Tinggalkan Balasan