MINUT – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Olly Dondokambey mencanangkan Gerakan GMIM Menanam di Desa Winuri, Kecamatan Likupang 2, Kabupaten Minahasa Utara (Minut), Senin (17/10/2022).

Kegiatan itu dihadiri Ketua BPMS GMIM Pdt Hein Arina, Ketua BPM Wilayah Pdt Billy Johanis, Forkopimda, Pemerintah Kabupaten Minut dan ratusan masyarakat.

Pada kesempatan itu, Gubernur Olly menyapaikan pentingnya menanam untuk memperkuat ketahanan pangan dan peningkatan perekonomian masyarakat. Ia kemudian memberi contoh wilayah di Kabupaten Bolaang Mongondow yang berhasil swasembada bawang.

“Di Bolmong mereka tanam satu hektar, hasilnya 12 sampai 15 ton. Biaya tamam itu satu hektar 25 juta rupiah. Coba hitung, 12 ton dikali 40 ribu rupiah. Satu hektar sudah ada 40 juta, potong biaya produksi masih ada sisa. Tapi cara menanam mereka tekuni. Benar-benar mereka tekuni. Lama menanam sampai panen hanya 75 hari. Di sini, kita banyak lahan. Kalau kita gerakan kembali ini pertanian, saya rasa akan ada nilai tambah,” ujarnya.

Sementara ini, kata Olly, pemerintah baru memberikan arusansi gagal panen untuk tanaman padi. Tapi kedepan, akan diteruskan tanaman bawang dan lainnya.

“Kalau gagal panen, diganti rugi. Bukan ganti untung. Hanya biaya produksi yang pemerintah ganti. Program kedepan pemerintah akan siapkan dana-dana seperti itu. Kita harus siap, karena krisis pangan sudah melanda dunia. Pemerintah juga sementara mencari resep makanan dari ubi yang enak, dan akan diedarkan ke masyarakat. Ubi bete, nanti dicetak (resep) makanan di luar beras. Supaya kita tidak terlalu tergantung dengan beras. Nanti lewat gereja, kita bagi cara resep memasak ubi bete,” ujarnya

Ia mengakui harus ada persiapan. Olly memberi contoh, di tengah Covid-19 pertumbuhan ekonomi di Sulut tumbuh 26 sampai persen disumbang oleh Produk Domestik Bruto dari pertanian.

“Jadi saya mengimbau program GMIM menanam ini terus berjalan. Selesai di sini, kita pindah tempat lain. Meski kelihatan tidak terlalu besar, tapi memberikan motivasi. Implementasinya, dari mimbar turun ke lapangan agar kita tidak berhadapan dengan krisis pangan yang kita tidak tahu sampai kapan,” terangnya.

Disamping itu, dalam rangka mendukung program pemerintah dalam memerangi stunting. Kedepan akan ada program penyaluran bantuan ayam betina dan jantan. Masing-masing keluarga akan mendapat satu ayam jantan dan dua ayam betina.

“Nanti dipelihara. Jangan di potong, ambil saja telurnya. Itu bergizi. Ini untuk memberantas stunting kepada anak-anak kita. Telur salah satu penambah gizi. Apalagi bagi keluarga-keluarga muda. Tiap keluarga dapat satu ayam jantan dan dua ayam betina. Program ini akan berjalan terus dalam rangka mempersiapkan ketahanan dan kedaulatan pangan kita. Gizi kita terpenuhi. Pemerintah akan dorong program yang bermanfaat ini,” tukasnya.

Selain itu, lanjutnya, pemerintah sedang melakukan percontohan sapi perah di Desa Tampusu, Kabupaten Minahasa. Karena masih dalam pengembangan, hasilnya belum maksimal. Meski begitu program ini akan terus dikembangkan untuk memenuhi gizi bagi masyarakat.

“Kita baru bisa satu sapi itu tujuh liter susu. Kalau di Israel satu sapi itu 27 liter. Jangan heran, di sana banyak berkat. Makanya kita belajar. Harus dapat minimal 15 sampai 17 liter sehari. Nanti kedepan sapi ini akan dibagikan ke masyarakat. Di kasih asuransi, supaya kalau mati bisa diganti. Saat ini, masih dalam percobaan. Kalau sudah sampai 15 sampai 17 liter susu, sudah aman itu,” katanya.

Sementara itu, untuk harga pangan di pasar, kata Olly, petani tidak usah khawatir. Apalagi di Bolmong sudah ada pusat pengeringan jagung atau Corn Drying Center (CDC). Disamping itu Sulut banyak peternakan, termasuk peternaman ayam petelur, peternakan sapi dan masih banyak lagi.

“Mari kita sama-sama mendorong progran ini kedepan. Karena program ini juga sangat bermanfaat bagi pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi, baik nasional maupun di Sulawesi Utara,” pungkasnya. (rivco)