MANADO – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara (Sulutgomalut) kembali menggelar kegiatan Media Gathering bersama Jurnalis, Selasa (20/12/2022).

Dalam kegiatan Media Gathering yang berkolaborasi dengan PT Pegadaian, OJK kembali menyegarkan pengetahuan insan pers akan Industri Jasa Keuangan (IJK) di Provinsi Sulawesi Utara.

Kepala OJK Sulutgomalut, Winter Marbun dalam kesempatan tersebut menyampaikan edukasi dan paparan terkait perkembangan kinerja IJK selama tahun 2022 ini.

Menurut Winter, stabilitas sektor jasa keuangan di Bumi Nyiur Melambai masih terjaga dengan baik di sektor perbankan, pasar modal dan industri non-Bank.

“Posisi Oktober 2022, stabilitas sektor jasa keuangan Sulut masih terjaga dengan baik. Kecukupan Modal 16 Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang berkantor pusat di Sulut masih terjaga di atas threshold yakni 20,02 persen,” bebernya.

Winter juga menjelaskan terkai kecukupan likuiditas secara industri, dimana Loan to deposit ratio (LDR) yang merupakan rasio pinjaman terhadap simpanan BPR mencapai 80,52 persen.

“Dan LDR Bank Umum sebesar 150 persen, itu artinya uang yang masuk lebih sedikit dari penyaluran kredit, untuk itu masih diperlukan penguatan penghimpunan dana masyarakat,” ungkapnya.

Sementara, Lanjut Winter, Cash Ratio (CR) BPR sebesar 14,49 persen dan untuk risiko kredit termitigasi dengan baik di angka 7,95 persen Non-Performing Loan (NPL) BPR dan 3,30 persen NPL BU.

“Terjaganya stabilitas sektor jasa keuangan tentunya akan mempercepat pemulihan ekonomi nasional,” tutur Winter kepada para Jurnalis yang hadir di Danau Linow, Tondano itu.

Kepala OJK Sulutgomalut, Winter Marbun menyebut stabilitas sektor jasa keuangan di Bumi Nyiur Melambai masih terjaga dengan baik di sektor perbankan, pasar modal dan industri non-Bank. (FOTO: Fernando Rumetor)

Dikatakan lebih lanjut, Pertumbuhan Perbankan di Sulut, untuk aset tumbuh 10,88 persen sehingga menjadi 82,65 Triliun, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 1.20 persen menjadi 29,15 Triliun.

“Kemudian Kredit tumbuh 6,34 persen menjadi 43,73 Triliun. Untuk pasar Modal jumlah investor sahamnya meningkat 50,04 persen dan kepemilikan sahamnya meningkat 4,51 persen,” jelasnya.

Sementara itu, Deputi Direktur Pengawasan OJK Sulutgomalut Yan Iswara Rosja kemudian memaparkan terkait perkembangan ekonomi digital industri jasa keuangan.

“Perlu diingat bahwa transformasi ekonomi digital sudah menjadi kebutuhan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Digitalisasi pun menambahkan nilai kepada produk yang kita tawarkan,” sebutnya.

Namun, kata Yan, digitalisasi ekonomi ini memiliki tantangan yakni kejahatan siber. Masyarakat pun harus diberikan edukasi yang baik terkait keamanan siber ini

“OJK berharap kemitraan dengan media, akan memperlancar perlindungan konsumen jasa keuangan termasuk informasi dan layanan produk, penanganan & penyelesaian pengaduan, dan perlindungan data konsumen,” pungkasnya.

Selanjutnya, diskusi yang dipandu Humas OJK Dahnial Apriyadi semakin menarik dengan hadirnya Deputi Operasional PT Pegadaian Kantor Wilayah V Manado Wahid Abdi.

Dirinya menjelaskan bagaimana peran PT Pegadaian untuk memperkuat core business serta membangun landasan ekosistem ultra mikro yang terintegrasi.

“Kanwil V Manado meliputi Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan dan Papua Barat Daya,” kata Wahid. 

Ia juga menyampaikan sejumlah produk unggulan seperti tabungan emas, gadai Peduli dan KUR. “Kami juga melayani gadai ekspres. Nasabah tidak perlu datang ke kantor untuk menggadaikan emas, tapi bisa melalui aplikasi pengadaan digital,” tambahnya.

Media Gathering ini pun diakhiri dengan sesi tanya jawab dan foto bersama dengan para wartawan yang berjumlah sekira 20 orang. (Fernando Rumetor)