Oleh : Ns. Ake Royke Calvin Langingi, S.Kep.,M.Kes
Dosen: STIKES Gunung Maria Tomohon.

Kehidupan yang serba instan dan praktis tidak serta merta berdampak positif bagi tumbuh kembang seorang anak. Tingkat penggunaan diapers atau yang disebut dengan pampers cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Penggunaan diapers dalam jangka panjang memiliki efek yang berbahaya dan akan menghambat perkembangan anak tersebut baik secara fisik maupun psikologis. Kulit anak akan mengalami iritasi dan biasanya cara berjalannya berbeda dengan anak pada umumnya (ngangkang). Selain itu, anak juga akan mengalami kesulitan untuk mengontrol keinginan untuk buang air kecil dan buang air besar, sehingga bisa mengompol di mana saja dan kapan saja. Oleh karena itulah, penting bagi orang tua mengajarkan kepada anak toilet training sejak dini.

Penulis tertarik menulis artikel ini sebagai implementasi dari hasil penelitian yang dilakukan bersama tim.

Toilet training adalamerupakan usaha untuk melatih anak agar mampu mengontrol keinginan untuk buang air kecil dan buang air besar dengan benar dan teratur. Proses ini membutuhkan pendampingan yang intensif terutama orang tua. Kebiasaan yang salah dalam mengontrol BAK (Buang Air Kecil) dan BAB (Buang Air Besar) akan berpengaruh terhadap kepribadian anak, yaitu: mengakibatkan anak tidak disiplin, manja, dan mengalami gangguan psikologis.

Toilet training dapat diterapkan pada anak yang telah berusia 1-3 tahun. Hal ini dapat kita lihat dari kesiapan anak secara fisik dengan mengenali perasaannya yang menyatakan bahwa ia ingin BAK atau BAB. Anak akan menunjukkan perasaan ketidaknyamanannya dengan perilaku yang terlihat risih, cerewet, dan merasa kotor atau biasanya mengatakan “mama… sudah…” mama…basah…” mama sudah full…”. Sedangkan kesiapan anak secara emosi ditunjukkan dengan ketertarikannya atau memiliki rasa ingin tahu untuk menggunakan pispot atau toilet yang ada di rumah sendiri.

Beberapa tata cara toilet training sebagai berikut:
Mengajarkan kepada anak untuk BAK dan BAB pada tempat yang tertutup atau jauh dari pandangan orang dan menghindari tempat yang dilarang. Orang tua hendaknya membiasakan anaknya untuk BAK dan BAB di tempat yang tidak kelihatan khalayak ramai atau di tempat tertutup.

Orang tua juga memberitahukan kepada anak tempat-tempat yang dilarang seperti tempat berteduh, di saluran air yang biasa digunakan untuk minum, di tengah keramaian dan lain-lain. Hal ini bertujuan untuk menanamkan rasa malu pada diri anak.

Mengajarkan kepada anak untuk tidak membawa barang/mainan dengan tujuan untuk melatih anak tidak akan kotor karena anak sibuk memegang barang/mainannya. Kita ketahui bersama bahwa toilet adalah tempat yang kotor.

Mengajarkan anak untuk melepas atau menaikkan pakaiannya ketika mendekati toilet atau di dalam toilet. Hal ini bertujuan agar anak tidak terkena kotorannya sendiri.

Mengajarkan anak posisi yang baik ketika dalam toilet. Orang tua hendaknya memberitahukan kepada anak bahwa ketika BAB sebaiknya jangan berdiri, tetapi dengan posisi jongkok. Demikian jika BAK dalam posisi berdiri. (***)