Sementara itu, Direktur PT Gagah Perkasa Indokor, Gloria Gracia Debora Siwi optimistis kolaborasi dengan petani Stevia di Kabupaten Minahasa akan memberikan dampak positif bagi peningkatan kesejahteraan.

“Potensi sudah direncanakan, dan pasti akan ada dampak bagi petani di tahun 2028 mendatang, awal pengembangan tanaman Stevia di Minahasa baru tiga hektare dan ke depan diperkirakan bisa mencapai 50 hektare,” tuturnya

Pasti, kata Gloria, ketika pengembangan tanaman Stevia ini semakin maju, petani yang tergabung dalam kelompok tani akan mendapatkan manfaat kesejahteraannya meningkat.

Serta akan memberikan nilai tambah bagi pemerintah daerah dan pemerintah pusat karena komoditi ini nantinya akan diekspor ke Korea Selatan. 

“Perusahaan akan memberikan kemudahan-kemudahan bagi petani mulai dari penyediaan bibit, pupuk hingga harga,” bebernya lagi.

Staf Ahli menteri, Syarif,  berharap peluang investasi ini harus dijaga dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, jangan sampai investor hengkang karena ada masalah.

“Ini dijaga lima tahun, kepercayaan sangat penting. Investor lari biasanya karena masalah keamanan yang tidak kondusif. Kalau dijaga masyarakat untung, pemerintah daerah dan pemerintah pusat untung,” ungkapnya.

Ke depan dia berharap akan semakin banyak kelompok tani yang memanfaatkan peluang terbuka ini, tentu tidak hanya terfokus pada Stevia akan tetapi untuk budidaya tanaman lainnya untuk menjaga ketahanan pangan.

Di Minahasa ada beberapa daerah yang juga telah dikembangkan tanaman Stevia seperti di Desa Tountimomor, Sonder dan Tondegesan. (Fernando Rumetor)