MANADO – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara (SulutGoMalut) menilai kinerja Industri Jasa Keuangan di Provinsi Sulawesi Utara terjaga stabil. 

Hal tersebut disampaikan Kepala OJK Sulutgomalut, Winter Marbun dalam rilis terkait kinerja keuangan industri keuangan Provinsi Sulawesi Utara posisi Juni 2023, Kamis (10/8/2023).

“Kestabilan ini tercermin dari fungsi intermediasi yang berjalan dengan baik dan likuiditas yang memadai serta profil risiko yang tetap terjaga,” sebut Winter.

Winter sendiri merinci, Aset Industri Perbankan pada posisi Juni 2023 mengalami peningkatan sebesar 7,65 persen (yoy) menjadi Rp85,07 Triliun. 

“Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 3,30 persen (yoy) menjadi Rp29,39 Triliun, sedangkan Kredit tumbuh 5,77 persen (yoy) menjadi Rp45,29 Triliun,” tuturnya. 

Selain itu, kata Winter, Non Performing Loan (NPL) mengalami perbaikan atau turun menjadi 2,65 persen dari sebesar 3,43 persen pada posisi Juni 2022 (yoy).

Adapun DPK yang tumbuh sebesar 3,30 persen (yoy) disebabkan adanya pertumbuhan Tabungan sebesar 8,19 persen (yoy), sedangkan Giro dan Deposito mengalami penurunan masing-masing 5,96 persen (yoy) dan 0,18 persen (yoy).

Sementara itu berdasarkan kategori usaha, pertumbuhan kredit terutama disebabkan peningkatan atas Kredit UMKM sebesar 6,04 persen (yoy) menjadi Rp13,32 Triliun.

Kemudian untuk kategori usaha berikutnya diikuti oleh pertumbuhan kredit Non UMKM sebesar 5,67 persen (yoy) menjadi Rp31,97 Triliun.

Selanjutnya berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit terutama berasal dari Kredit Modal Kerja yang tumbuh sebesar 8,30 persen (yoy).

Kemudian diikuti oleh Kredit Konsumsi yang tumbuh sebesar 6,58 persen (yoy), sedangkan Kredit Investasi mengalami kontraksi sebesar 4,23 persen (yoy).

Winter pun menyampaikan bahwa OJK Sulutgomalut melihat kinerja Industri Pasar Modal di Provinsi Sulawesi Utara pada posisi Juni 2023 tumbuh positif.

Hal tersebut tercermin dari meningkatnya jumlah SID sebesar 25,63 persen (yoy) menjadi sebesar 82.407 atau 0,74 persen dari total SID Nasional yang tercatat sebanyak 11.160.414.

Peningkatan tersebut berasal peningkatan jumlah Nasabah SID Saham sebesar 18,14 persen (yoy) dan SID Reksa Dana sebesar 30,56 persen (yoy). 

Namun demikian, total Nilai Kepemilikan Saham turun sebesar 4,50 persen secara yoy yang disebabkan oleh berbagai dinamika ekonomi domestik dan global.

Sementara itu, secara year to date, pertumbuhan Industri Pasar Modal juga mengalami peningkatan yang tercermin dari meningkatnya jumlah SID sebanyak 7.364 SID atau sebesar 9,81 persen. 

Hal tersebut berasal peningkatan SID Saham, SID Reksa Dana, dan Nilai Kepemilikan Saham masing-masing sebesar 8,43 persen, 6,85 persen, dan 5,26 persen. (Fernando Rumetor)