MANADO – Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (BPS Sulut) mencatat Kota Manado mengalami inflasi sebesar 0,29 persen (month-to-month) pada bulan November 2023.
Komoditas penyumbang inflasi terbesar ialah cabai rawit atau yang dikenal juga dengan ‘rica’, dengan kontribusi sebesar 0,1333 persen.
Kenaikan harga cabai rawit menjadi pemicu terbesar inflasi pada bulan November. Di pasar-pasar tradisional harga komoditas utama warga Manado itu mencapai Rp100 ribu per kilogramnya.
“Penyumbang inflasi terbesar kedua yakni angkutan udara, kemudian bawang merah tomat, rokok kretek filter dan daging babi,” ucap Kepala Bagian Umum Badan Pusat Statistik Sulawesi Utara (BPS Sulut), Dadan Sudarmadi, Jumat (1/12/2023).
Adapun komoditas yang memberikan sumbangan deflasi terbesar antara lain ikan malalugis, beras, ikan oci, celana panjang katun, ikan tude, dan ikan deho.
Sementara itu secara year-on-year Kota Manado mengalami inflasi sebesar 2,85 persen dan inflasi tahun kalender tercatat sebesar 2,18 persen.
Dikatakannya, jika dilihat dari inflasi month to month, Kota Manado menempati urutan ke-3 inflasi di Pulau Sulawesi dan juga urutan ke-55 secara nasional
“Sedangkan secara year on year Kota Manado menempati urutan ke-6 di Pulau Sulawesi dan urutan ke-59 secara nasional,” pungkasnya.
Sudarmadi pun menyebut, inflasi di Kota Manado disebabkan oleh peningkatan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran, antara lain makanan, minuman dan tembakau; penyediaan makanan dan minuman (restoran); perawatan pribadi dan jasa lainnya.
“Satu kelompok lainnya mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,02 persen,” bebernya. (Fernando Rumetor)
Tinggalkan Balasan