MANADO – Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara (OJK SulutGoMalut) menilai kondisi industri perbankan di Provinsi Sulawesi Utara sampai dengan Januari 2024 masih terjaga dengan likuiditas yang memadai dan tingkat risiko yang terjaga.

Kepala OJK Sulutgomalut, Winter Marbun menyebut industri perbankan di Sulut masih tumbuh optimal di awal tahun 2024 ini.

Winter menyampaikan bahwa Aset Industri Perbankan pada posisi Januari 2024 mengalami peningkatan sebesar 10,99 persen year-on-year (YoY) menjadi Rp93,35 triliun.

“Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 6,11 persen (YoY) menjadi Rp31,62 triliun, sedangkan Kredit tumbuh 11,05 persen (YoY) menjadi Rp50,46 triliun,” ucapnya.

Penghimpunan DPK tersebut didorong pertumbuhan jenis simpanan Giro, Tabungan, dan Deposito masing-masing sebesar 5,92 persen (YoY), 6,00 persen (YoY) dan 6,43 persen (YoY).

Lebih lanjut, berdasarkan kategori usaha, pertumbuhan kredit terutama disebabkan peningkatan atas Kredit Non-UMKM sebesar 13,62 persen (YoY) menjadi Rp36,69 triliun yang diikuti oleh pertumbuhan kredit UMKM sebesar 4,74 persen (YoY) menjadi Rp13,77 triliun. 

Adapun berdasarkan jenis penggunaan, pertumbuhan kredit terutama didominasi oleh Kredit Investasi yang tumbuh sebesar Rp2,34 triliun atau 46,32 persen (YoY) diikuti oleh Kredit Konsumsi yang tumbuh sebesar Rp1,80 triliun atau 6,62 persen (YoY), dan Kredit Modal Kerja yang tumbuh sebesar Rp0,88 triliun atau 6,67 persen (YoY). 

“Selain itu, NPL secara YoY mengalami perbaikan atau turun menjadi 2,64 persen dari sebesar 3,15 persen pada posisi Januari 2023,” beber Winter.