BOLMONG
– Dalam rangka pencegahan stunting, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow (Bolmong) melalui Dinas Pendidikan (Disdik) menggelar workshop pendidikan keluarga (penanganan stunting), Jumat (5/7/2024).

Kegiatan yang dilaksanakan di Pantai Losari Lolak itu, dihadiri langsung oleh Bunda PUAD Firlia Mokoginta Mokoagow.

Workshop Stunting Pendidik PAUD Tahun 2024 itu, diikuti 50 peserta yang berada di daerah lokus stunting, serta satuan PAUD yang berada di Desa Lokus Stunting intervensi percepatan penurunan dan penanganan Stunting Bolmong.

Firlia Mokoginta Mokoagow mengatakan, pencegahan stunting menjadi fokus pemerintah pusat hingga daerah, sehingga perlu ditingkatkan menuju Bolmong nol-stunting. “Pemerintah, swasta, akademisi, masyarakat dan media massa perlu merapatkan barisan, melakukan langkah nyata untuk mewujudkan kolaborasi harmonis melalui berbagai program percepatan penanggulangan stunting. Sehingga, mampu menekan kasus dan mencapai target penurunan angka stunting,” ujar Firlia.

Lanjutnya, saat ini sedang melaksanakan program percepatan penurunan stunting dan menempatkannya sebagai salah satu target yang harus dicapai dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), sejak tahun 2009 dan pada RPJMN 2020 -2024. “Pemerintah telah meluncurkan Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021, tentang percepatan penurunan Stunting sebagai payung hukum dalam pelaksanaan percepatan penurunan stuntin,” terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Farida Mooduto melalui Kepala Bidang PAUD dan PNF Abdulah Podomi mengatakan, Workshop pendidikan keluarga dalam rangka pencegahan stunting ini dilaksanakan, guna meningkatkan pemahaman, pengetahuan, serta sikap dan perilaku positif orang tua dalam pola asuh anak. “Selain itu, mendorong keterlibatan komunitas, organisasi masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat dalam mendukung pemenuhan hak dan perlindungan anak,” kata Farida.

Sekedar informasi, data perkembangan penanganan stunting di Kabupaten Bolmong tahun 2019-2023 versi E-PPGBM yakni 2019 sebanyak 123 kasus dengan persentase 0,74 persen. Sedangkan di 2020 terjadi peningkatan kasus sebesar 172 atau 1,05 persen. Namun, di 2021 kembali turun ke angka 117 kasus atau 0,77 persen. Kemudian, di tahun 2022 kembali turun ke angka 104 kasus dengan persentase 0,67 persen, hingga ke tahun 2023 angkanya terus menurun menjadi 70 kasus balita stunting dengan persentase prevalensi 0,47 persen. ***