MANADO – Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Utara (BPS Sulut) mencatat Sulut pada bulan Juli 2024 mengalami deflasi 0,11 persen secara month-to-month (m-t-m).

“Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi m-to-m pada Juli 2024, antara lain: cabai rawit, bawang merah, bawang putih, angkutan udara, telepon seluler, ikan cakalang/ikan sisik, jahe, dan biskuit,” ujar Kepala BPS Sulut, Aidil Adha, Kamis (1/8/2024).

Komoditas cabai rawit memiliki andil penahan inflasi sebesar -0,61 persen, diikuti bawang merah -0,13 persen, bawang putih -0,03 persen.

“Tingkat deflasi m-to-m terdalam pada Juli 2024 terjadi di Kotamobagu sebesar 0,43 persen dengan komoditas cabai rawit penyumbang deflasi terbesar,” sebut Aidil.

Lebih lanjut disampaikannya, pada Juli 2024 Provinsi Sulawesi Utara mengalai inflasi year on year (y-on-y) sebesar 4,03 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,31.

Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 6,68 persen dengan IHK sebesar 108,77 dan terendah terjadi di Kota Manado sebesar 2,65 persen dengan IHK sebesar 105,77.

Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 10,90 persen.

Kemudian kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah  tangga sebesar 0,12 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,12 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,67  persen; kelompok transportasi sebesar 1,01 persen.

Serta kelompok pendidikan sebesar 0,18 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran  sebesar 3,57 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 3,86 persen.

“Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,06 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,60 persen; dan kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,82 persen,” terangnya. (Fernando Rumetor)