MANADO – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mengalami deflasi month-to-month (m-t-m) sebesar 0,54 persen pada September 2024.

Kepala BPS Sulut, Aidil Adha, mengatakan tingkat deflasi bulanan September 2024 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya.

Secara umum, komoditas yang dominan memberikan andil deflasi pada September 2024, antara lain: tomat, daging ayam ras, daun bawang, kangkung, air kemasan, beras, akademi perguruan tinggi, dan daging babi. 

Dari beberapa komoditas tersebut, komoditas tomat dan daging ayam ras memberi andil paling besar pada deflasi Sulut di bulan September 2024.

“Ketersediaan stok yang melimpah karena adanya panen tomat di beberapa daerah sentra produksi baik di dalam maupun di luar daerah Sulut menyebabkan terjadinya penurunan harga komoditas tomat. Penurunan harga ini sudah terjadi dari bulan Agustus dan masih berlangsung di bulan September,” jelas Aidil.

“Sementara pada bulan September 2024, harga daging ayam ras mengalami penurunan karena stok yang melimpah sementara permintaan daging ayam ras kembali normal,” sambungnya.

Aidil pun menyebut, pada bulan September 2024 Sulut mengalami inflasi year on year (y-on-y) sebesar 3,66 persen.

“Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Minahasa Selatan sebesar 6,31 persen dan terendah terjadi di Kota Manado sebesar 2,61 persen,” ungkap Aidil.

Ia menjelaskan, inflasi year on year terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga; serta kelompok kesehatan.

“Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga; serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan,” kata Aidil. (Fernando Rumetor)