MANADO – LPG subsidi jenis 3 kg menjadi sulit ditemukan di pasaran menjelang Natal dan Tahun Baru. Ekonom menyebut fenomena ini dipicu oleh panic buying, yang sering terjadi setiap tahun menjelang hari besar.
“Daya beli jelang natal dan tahun baru mengalami peningkatan. Sehingga LPG menjadi salah satu kebutuhan pokok yang diburu oleh masyarakat,” ungkap ekonom Sefanya Oratmangun.
“LPG ini bukan barang yang diproduksi di sini (Manado), dari luar. Ada proses distribusi. Karena LPG ini terbatas, begitu stok sudah ada, langsung diserbu warga karena mungkin takut tidak kebagian,” urainya.
Lebih lanjut Sefanya menyebut, pembelian akibat panic buying ini bisa saja karena memang kebutuhan atau untuk disimpan (stok).
“Ini biasa terjadi, wajar dan dimana-mana biasa terjadi begitu. Ini akan kembali normal beberapa minggu kemudian. Dan salah satu kuncinya juga adalah distribusi harus berjalan lancar,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan Pengamat Ekonomi Sulawesi Utara, Robert Winerungan. Menurutnya, fenomena kelangkaan gas elpiji jelang hari raya bukan hal baru, melainkan hal yang sering terjadi, baik menjelang Natal maupun perayaan besar lainnya.
Winerungan mengungkapkan ada dua kemungkinan penyebab utama kelangkaan ini. “Pertama, terkait distribusi tabung gas ke agen-agen dan pengecer yang mungkin mengalami hambatan,” ujarnya.
Kedua lanjutnya, adanya perilaku panic buying di kalangan masyarakat, dimana biasanya hanya membeli satu tabung, kini mereka membeli dua hingga tiga tabung sekaligus karena takut kehabisan stok.
Tinggalkan Balasan