MINAHASA – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara (KPw BI Sulut) ikut mendukung swasembada pangan di Bumi Nyiur Melambai. Salah satu caranya dengan membantu petani agar bisa berpoduksi dengan baik.
Seperti yang dilaksanakan BI Sulut di Desa Wolaang Kecamatan Langowan Timur, Kabupaten Minahasa, pada Sabtu (8/2/2025).
BI memberikan bantuan Alat dan Mesin (Alsintan) kepada Gabungan Kelompok Tani (Gabpoktan) Karapita. Bantuan alsintan ini diserahkan langsung Kepala BI Sulut Andry Prasmuko kepada Ketua Gabpoktan Karapita Youce Manoppo
Gapoktan Karapita memiliki kendala dalam pertanian yaitu proses penanaman tidak dapat serentak dikarenakan alat bajak yang terbatas sehingga digunakan secara bergantian oleh para anggota poktan.
Selain itu kendala distribusi membawa hasil panen ke penggiling juga menjadi kendala lain yang dihadapi Gapoktan.
Melihat hal ini, BI Sulut memberikan dukungan berupa penyaluran alat dan mesin pertanian antara lain 12 unit handtracktor, 6 unit kendaraan roda tiga serta 12 unit mesin pemotong rumput.
Andry Prasmuko dalam sambutannya mengatakan bantuan alsintan diberikan sejalan dengan peran Bank Indonesia dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
Di mana terdapat empat strategi pengendalian inflasi yang dilakukan bersama yaitu strategi 4K: Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan harga, Kelancaran distribusi, dan Komunikasi efektif.
“Momen kali ini aspek yang disasar adalah strategi K1 yaitu ketersediaan pasokan. Upaya ini bertujuan untuk mengurangi tekanan inflasi yang bersumber dari sisi supply pangan namun dengan tetap meningkatkan kesejahteraan petani serta masyarakat secara keseluruhan,” ungkap Prasmuko.
Lebih lanjut, kata Prasmuko, upaya ini juga sejalan dengan program prioritas pemerintah yang tertuang dalam Asta Cita khususnya pada Cita 2 yaitu swasembada pangan khususnya komoditas padi sebagai prioritas utama.
“Provinsi Sulawesi Utara kami pandang harus memiliki peran strategis dalam mengimplementasikan program Cita 2 ini sehubungan dengan besarnya sektor pertanian dalam menopang perekonomian daerah,” tuturnya.
BI pun memandang Gapoktan Karapita memiliki potensi yang tinggi karena memiliki kepemilikan lahan dan jumlah anggota yang cukup besar. Olehnya bantuan layak diberikan.
“Bank Indonesia menyakurkan bantuan tidak bisa asal-asal. Kami harus yakin bantuan ini digunakan dan bermanfaat bagi masyarakat,” tutur Prasmuko.
Ketua Gabpoktan Karapita Youce Manoppo mengaku bersyukur atas bantuan yang diberikan BI. Dengan bantuan itu, ia bersama anggotanya akan lebih meningkatkan hasil produksi untuk luas lahannya yang mencapai 290 hektare.
“Hasil produksi padi sawah rata-rata 5-6 ton per hektare,” ungkap dia.
Gabpoktan Karapi yang telah terbentuk sejak 2011 dengan memiliki hampir 300 anggota ini, menaruh harapan kepada BI agar terus memperhatikan sektor pertanian.
Adapun kegiatan ini turut dihadiri Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara Renold Asri dan Dharmawan TB Hutabarat, Camat Langowan Timur Isye Supit, Hukum Tua Wolaan Audy Wongkar dan para anggota Gabpoktan Karapita. (*)
Tinggalkan Balasan