MANADO – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Sulawesi Utara (Sulut) memprediksi bahwa wilayah Sulut akan mengalami musim kemarau pada Bulan Juni dasarian ketiga.

Oleh karena itu, masyarakat diimbau siap-siap menghadapi musim kemarau dengan melakukan langkah antisipatif (Selengkapnya lihat grafis).

“Jadi masih ada satu bulan ini wilayah Sulawesi Utara ini masih akan dilanda hujan,” ujar Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Sulut, M Candra Buana, kemarin.

Kendati demikian, dirinya menyebut saat ini memang kondisi cenderung lebih kering untuk semua wilayah Indonesia bagian utara, termasuk Sulawesi Utara.

“Jadi memang Sulawesi Utara saat ini masih masuk pada periode musim hujan, hanya saja kecenderungan curah hujannya berkurang karena saat ini wilayah Sulawesi Utara itu akan menuju ke fase musim kemarau,” tuturnya.

Chandra pun menyebut, untuk wilayah Sulawesi Utara ini dibagi ke dalam 10 wilayah zona musim yang memiliki karakteristik hujan yang berbeda-beda.

“Nah, untuk wilayah yang lebih duluan masuk pada periode musim kemarau itu di wilayah Bolaang Mongondow bagian timur. Kemudian diikuti dengan Bolaang Mongondow bagian utara dan Kabupaten Bolaang Mongondow itu di bulan Juli dasarian pertama sampai dengan yang terakhir itu di wilayah Bolaang Mongondow Selatan nanti mereka masuk diAgustus dasarian ketiga,” jelasnya.

Chandra pun mengimbau kepada Pemerintah maupun masyarakat untuk memanfaatkan peluang yang terjadi saat ini karena memang saat ini kondisinya kita masih masuk pada fase pancaroba yang masih akan terjadi hujan. Sehingga masyarakat bisa panen hujan, untuk persiapan menghadapi kemarau.

“Nah saat terjadi hujan itu kita manfaatkan untuk menampung tampungan-tampungan air atau bendungan-bendungan sehingga nanti saat terjadi musim kemarau air yang kita tampung itu bisa kita gunakan seoptimal mungkin,” paparnya.

Ia juga mengimbau masyarakat saat terjadi musim kemarau nanti bisa lebih aware terhadap kondisi lingkungan terutama pembakaran lahan yang kering karena bisa menyebabkan terjadinya bencana seperti kebakaran hutan dan lahan.

“Saat musim kemarau pun tak menutup kemungkinan masih bisa terjadi hujan, karena dinamika atmosfer cenderung netral, tetapu suhu permukaan laut cenderung masih hangat. Kondisi ini yang menyebabkan peluang hujan masih bisa terjadi,” ungkapnya.