MANADO – PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) Area Lahendong berkolaborasi dengan peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses mengembangkan pupuk booster yang diberi nama “Pupuk Katrili”.

Dalam kolaborasi tersebut, PGE Area Lahendong menggandeng
kelompok tani dari GMIM & KGPM di Desa Tonsewer, Tompaso Barat, Kabupaten Minahasa untuk dilakukan uji coba penggunaan Pupuk Katrili.

Dalam penggunaannya, kelompok tani tersebut menggunakan Pupuk Katrili untuk tanaman tomat dan bawang merah. Komoditas ini merupakan komoditas yang sering ditanam oleh para petani.

Setelah melalui proses panjang, PGE Area Lahendong pun melaksanakan Panen Raya Katrili tahun 2025 bersama Pemerintah Kabupaten Minahasa, peneliti dari UGM, serta petani.

Pupuk booster katrili diklaim lebih baik dari pupuk kimia. Berfungsi ganda, sebagai penyubur dan pelindung tanaman alami, tidak merusak organisme tanah, dan lebih hemat air.

Direktur Operasi PT PGE Lahendong Tbk, Ahmad Yani, mengungkapkan, tujuan penggunaan Pupuk Katrili salah satunya untuk menjawab kelangkaan pupuk dan meningkatkan hasil pertanian.

“Dengan pupuk katrili, produk pertanian lebih tahan lama dan tidak busuk. Inovasi-inovasi ini lahir dari interaksi kami dengan petani,” tutur Ahmad Yani.

Menurutnya, panen raya ini bukan hanya simbol keberhasilan, tetapi juga bukti nyata kolaborasi yang baik dan implementasi dari semangat gotong royong.

“Inovasi ini juga bisa menjadi solusi masalah inflasi sekaligus mengatasi masalah kelangkaan pupuk,” sebut Ahmad.

Sementara itu, Ketua Tim Peneliti Pupuk Katrili, Pri Utami, menjelaskan pupuk dan booster cair katrili mengandung 60 unsur hara yang dapat menyuburkan dan menguatkan tanaman.

“Terdapat endapan silika dan 64 unsur hara yang merupakan produk sampingan panas bumi. Kemudian hitosan dan silika kita pertemukan maka itu memberi vitamin kepada tanaman,” paparnya.

Sementara itu, Bupati Minahasa Robby Dondokambey menyampaikan Masyarakat dan pemerintah, dalam hal ini Pemkab Minahasa sangat penting dalam mensukseskan berbagai program strategis termasuk dalam gerakan menanam.

“Panen raya ini tidak hanya menjadi simbol keberhasilan dari satu siklus pertanian namun juga menjadi bukti nyata kolaborasi yang baik yang dapat menghasilkan manfaat besar bagi masyarakat,” ucapnya.

“Tentu inisiatif seperti ini menjadi bagian dari implementasi nyata semangat gotong royong dimana sektor swasembada berperan aktif dalam membangun masyarakat yang ada di sekitarnya,” ungkap Dondokambey.

Dirinya pun mengajak baik masyarakat, Pemerintah Desa, Kecamatan, Kelompok Tani, para tokoh agama, tokoh pemuda serta stakeholder lainnya, untuk terus menjalin kemitraan bermanfaat untuk kesejahteraan petani, khususnya yang ada di Kabupaten Minahasa.

“Kita harus bisa mewujudkan Minahasa yang bersifat ekonomi mandiri dan pangan dan stabil dalam menghadapi gejolak ekonomi lintas global saat ini, ” sebutnya. (nando/*)