MANADO – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) mencatat Inflasi Sulut pada bulan Juni 2025 tercatat sebesar 0,64 persen secara bulanan (month to month/mtm).
Inflasi kali ini dipicu oleh lonjakan harga pada sejumlah komoditas pangan utama, seperti beras, cabai rawit, dan bawang merah.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara, Aidil Adha, menjelaskan bahwa ketiga komoditas tersebut memberikan kontribusi signifikan terhadap laju inflasi bulan ini.
“Beras menyumbang inflasi sebesar 0,31 persen, cabai rawit 0,26 persen, dan bawang merah 0,19 persen. Selain itu, tarif angkutan udara juga turut menyumbang inflasi sebesar 0,12 persen,” ungkap Aidil pada Selasa (1/7/2025).
Menurut Aidil, kenaikan harga beras disebabkan oleh berkurangnya pasokan dari luar daerah dan penurunan hasil panen di wilayah Sulut. Kondisi serupa juga terjadi pada cabai rawit, yang terdampak oleh minimnya stok dari daerah penghasil, serta curah hujan tinggi sepanjang bulan Juni.
“Inflasi bawang merah terjadi akibat penurunan pasokan baik dari wilayah Sulut maupun dari luar, seperti Makassar dan Bima,” tambahnya.
Meski demikian, terdapat sejumlah komoditas yang mengalami deflasi dan menahan laju inflasi secara keseluruhan. Komoditas yang paling mencolok adalah daging babi, yang mencatat deflasi sebesar 0,14 persen dan menjadi penahan inflasi terbesar pada bulan ini. Disusul oleh ikan malalugis (-0,05%), cabai merah (-0,03%), dan bawang putih (-0,03%).
Secara tahunan (year on year/yoy), inflasi Sulawesi Utara pada Juni 2025 tercatat sebesar 1,71 persen, sementara inflasi tahun kalender (year to date/ytd) berada pada level 1,85 persen. (nando/*)
Tinggalkan Balasan