MANADO – Sepeda motor hingga kini masih menjadi moda transportasi yang paling sering digunakan dalam aktivitas sehari-hari, baik untuk mengantar anak ke sekolah maupun sekadar berkeliling menikmati suasana. Karena itu, orang tua perlu memahami cara membonceng anak dengan benar agar perjalanan tetap aman.

Instruktur Safety Riding PT Daya Adicipta Wisesa, Andhika Reynold Salindeho, mengungkapkan bahwa masih banyak orang tua yang membiarkan anak duduk di bagian depan dengan alasan kenyamanan.

“Misalnya anak tampak senang atau dianggap lebih mudah diawasi saat berada di depan. Namun, anggapan ini keliru,” ujar Andhika.

Ia menegaskan bahwa posisi anak di depan justru berpotensi menimbulkan berbagai risiko, seperti terbentur setang, terjepit, terganggu kesehatannya, mengurangi pandangan pengendara, membatasi manuver, hingga menyebabkan pengendara salah membaca panel indikator motor.

Lalu, bagaimana cara Cari_Aman saat berkendara dengan anak? Berikut 6 hal yang perlu diperhatikan:

  1. Gunakan Perlengkapan Berkendara
    Anak wajib menggunakan perlengkapan berkendara yang lengkap, sebagaimana pengendara. Helm, jaket, sarung tangan, celana panjang, dan sepatu adalah perlindungan dasar yang wajib digunakan.
  2. Posisi Duduk yang Tepat
    Pastikan anak duduk di belakang dengan posisi tubuh lurus dan rapat ke pengendara agar dapat memegang tubuh pengendara dengan baik serta menjaga keseimbangan selama perjalanan.
  3. Pastikan Anak Siap Dibonceng
    Anak harus mampu memegang pengendara dengan kuat. Pegangan ini penting untuk menjaga stabilitas, terutama saat motor bergerak atau bermanuver. Orang tua juga dapat menambahkan sabuk pembonceng. Ingatkan anak agar tidak memainkan kakinya untuk menghindari risiko tersenggol kendaraan lain.
  4. Jaga dan Kontrol Kecepatan
    Mengontrol kecepatan bertujuan untuk:
  • Mencegah anak terpental atau terguncang saat motor berakselerasi mendadak.
  • Mengurangi risiko anak terlempar saat menikung, mengingat kekuatan pegangan anak belum sekuat orang dewasa.
  • Menghindari pengereman mendadak yang dapat membuat anak merasa tidak nyaman atau panik.

5. Atur Waktu, Rute, dan Jarak Perjalanan
Anak memiliki ketahanan fisik yang berbeda dengan orang dewasa. Pilih waktu perjalanan yang lebih nyaman, seperti berangkat lebih pagi untuk menghindari panas, serta sesuaikan jarak dan rute agar anak tidak cepat lelah.

6. Lakukan Konfirmasi Secara Berkala
Tanyakan kepada anak apakah ia merasa haus, mengantuk, atau lelah. Konfirmasi ini membantu orang tua mendeteksi kondisi anak lebih cepat dan mencegah risiko selama perjalanan.

“Setiap orang tua tentu ingin anaknya aman saat berboncengan. Karena itu, diperlukan perhatian ekstra dan edukasi sejak dini agar anak dapat merasakan pengalaman berkendara yang aman bersama orang tua,” tutup Andhika.