MANADO – Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) segera mendistribusikan 20.000 masker dan 4.000 alat pelindung diri (APD) ke rumah sakit rujukan dan puskesmas. Bantuan ini dikirim langsung pemerintah pusat yang diterima instansi terkait di Bandara Sam Ratulangi (Samrat) Manado.

Kepala Dinas Kesehatan Daerah (Dinkesda) Sulut dr Debie Kalalo mengatakan, bantuan tersebut sudah kedua kalinya diterima Pemprov Sulut yang bantuan pertama sudah didistribusikan ke rumah sakit rujukan dan puskesmas.

“Bantuan kedua ini, ada sekira 20.000 masker dan 4.000 APD. Itu akan segera kita distribusikan ke rumah sakit rujukan, puskesmas dan rumah singgah untuk pasien dan petugas medis,” terangnya, Minggu (5/4/2020).

Dia menyebut, informasinya juga akan ada bantuan selanjutnya yang akan dikirim, tetapi untuk waktunya belum dipastikan. Menurutnya, kebutuhan APD di Sulut per bulannya bisa mencapai 8 juta.

Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulut, Joy Oroh menuturkan, mitigasi pencegahan terus dilakukan gugus tugas penangulangan Covid-19. Karena itu, dia terus mengimbau masyarakat untuk mematuhi apa yang disampaikan oleh Pemprov Sulut.

“Kami sigap mencegah korona ini supaya wabah ini segera teratasi,” tegasnya.

Pemprov Sulut juga sudah menyiapkan sebanyak tujuh rumah singgah dengan ratusan tempat tidur, untuk mengantisipasi melonjaknya pasien, serta penanganan pasien berstatus orang dalam pengawasan (ODP) dan pasien dalam pengawasan (PDP).

Ketujuh rumah singgah tersebut yakni Kantor Penanggulangan Krisis Kesehatan di Teterusan (30 bed), Kantor Diklat Maumbi (100 bed), Kantor Bapelkes di Malalayang (270 bed), Asrama Haji di Tuminting (300 bed), RSUD Bitung (20 bed ruang khusus isolasi), Lembaga Pengembangan Mutu Pendidikan (eks BPG) di Pineleng (40 bed belum termasuk kamar ber AC) dan RSUD Noongan (6 bed ruang khusus isolasi).

Juru Bicara (Jubir) Gugus Tugas Covid-19 Sulut, Jemmy Kumendong mengatakan, ketujuh rumah singgah tersebut dipersiapkan untuk ODP.

“Kalaupun angka pasien meningkat, rumah singgah tersebut bisa difungsikan. Namun, Hingga saat ini ketujuh rumah singgah yang disiapkan tersebut belum dihuni ODP. Fasilitas di dalamnya diatur memenuhi protokol kesehatan penanganan Covid-19,” Ujarnya.

Sementara itu, Jubir Satgas Covid-19 Sulut dr Steaven Dandel menjelaskan, operasional rumah singgah untuk awal adalah satu lokasi. Setelah penuh baru disebar ke lokasi-lokasi lainnya yang disiapkan Pemerintah Provinsi Sulut.

“Tentunya dengan adanya riwayat dari luar daerah serta rujukan dari dokter periksa di Manado, kita bisa memeriksa di rumah singgah. Jika memang masyarakat meminta untuk dijemput, kita akan jemput. Tapi, bisa juga datang langsung ke rumah singgah,” tutur Dandel. (rivco tololiu)