JAKARTA– Sikap sejumlah selebritas dan influencer Tanah Air menuai sorotan publik lantaran dinilai menyepelekan bahaya virus korona. Hal ini bisa berdampak buruk karena para pesohor dan influencer media sosial memiliki fans atau pengikut dalam jumlah besar.

Sejak Sabtu (18/7/2020) jagat maya ramai membahas kontroversi penyanyi Erdian Aji Prihartanto alias Anji. Musisi tenar ini memicu kontroversi karena pernyataannya yang dinilai menyepelekan bahaya Covid-19. Ini berawal ketika Anji mengomentari foto jenazah korban Covid-19 yang terbungkus plastik di tempat tidur pada sebuah rumah sakit di Jakarta. Foto tersebut hasil jepretan fotografer Joshua Irwandi. Pada caption postingan Insragramnya, Anji mengatakan bahwa dia percaya Covid-19 ada tapi tidak percaya jika semengerikan itu. Mantan vokalis band Drive ini lantas menuai kecaman yang berujung klarifikasi dan permintaan maaf.

Selebritas yang memicu kontroversi karena meremehkan bahaya Covid-19 bukan hanya Anji. Drummer Superman Is Dead (SID) Jerinx juga berulang kali menyampaikan pendapatnya bahwa Covid-19 hanya merupakan konspirasi permainan elite global. Jerinx kerap menantang orang mendebat pendapatnya. Bahkan dia pernah petentengan menantang agar dirinya disuntik virus korona.

Raja dangdut Rhoma Irama pada akhir Juni lalu dihujat lantaran tampil bernyanyi pada sebuah acara di Kabupaten Bogor pada awal Juli lalu. Rhoma dinilai lalai karena memicu kerumunan massa padahal daerah itu masih menerapkan pembatasan sosial. Figur terkenal lain yang juga memicu kontroversi karena dinilai meremehkan Covid-19, di antaranya dua YouTuber, Ria Ricis dan Indira Kalistha.
Sikap dan tindakan sebagian selebritas dan influencer ini disayangkan. Apalagi, itu dilakukan di saat tren peningkatan pasien baru Covid-19 terus bertambah setiap harinya. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menyatakan tidak seharusnya ada pihak yang meremehkan bahaya Covid-19.  Satgas Waspada dan Siaga NCOV PB IDI, Erlina Burhan, mengatakan, angka penderita di Indonesia saat ini sudah melampaui China. Bahkan setiap hari pasien baru terus bertambah hingga ribuan. Jumlah kematian juga terus meningkat. “Bahkan pada Minggu (19/7) kematian mencapai 120 orang sehari. Jadi di mana tidak bahayanya?” kata Erlina saat dihubungi, Selasa (21/7/2020).

Idealnya, sosok pesohor yang memiliki penggemar dan pengikut hingga jutaan orang ini membangun narasi-narasi positif yang bermanfaat bagi publik. Termasuk mengajak masyarakat berdisiplin menerapkan protokol kesehatan.  Bukan malah sebaliknya, melakukan hal-hal yang kontraproduktif dengan semangat melawan pandemi.
Pakar sosiologi dari Universitas Airlangga Surabaya Bagong Suyanto mengatakan, sikap selebritas dan influencer yang menyepelekan bahaya korona sangat mungkin akan memengaruhi penggemar untuk memiliki sikap yang sama dengan sang idola. “Ada namanya sindrom bintang. Fans itu imitatif, suka meniru. Mereka yang adiksi terhadap idolanya tidak hanya meniru penampilan fisik saja tapi juga percaya pada apa yang diomongkan idolanya,” ujar Bagong saat dihubungi kemarin.

Sikap selebriti yang menyepelekan bahaya korona bisa dipicu tiga hal. Pertama, minimnya literasi informasi terkait Covid-19. Akibat minimnya bahan bacaan, selebriti bersangkutan akhirnya memberi tafsir sendiri tentang korona. “Ini berbeda dengan selebritas yang punya pengetahuan cukup karena membaca, mereka lebih bijak dan realistis dalam menyikapi situasi,” ujarnya.

Faktor kedua, sikap emosional selebritas di tengah situasi sulit akibat pandemi. Menurut Bagong, banyak artis yang harus kehilangan sumber pendapatan akibat sepinya job. Lalu kekecewaan tersebut dikespresikan tanpa sadar bahwa itu keliru dan berbahaya.
Faktor ketiga, menurut Bagong, selebritas perlu meningkatkan popularitas. Hal yang sama juga berlaku pada influencer di media sosial yang ingin menambah jumlah followers. Peran selebritas dinilai penting dalam memengaruhi publik di tengah situasi pandemi ini. Hal itu juga disadari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pada Selasa (14/7) Jokowi mengundang sejumlah artis Tanah Air ke Istana Merdeka, Jakarta. Pertemuan tertutup itu membahas berbagai hal, di antaranya Jokowi meminta agar selebritas menyosialisasikan protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Seberitas yang hadir diantaranya Ari Lasso, Andry Taulany, Raffi Ahmad, Desta, dan Boy William. Bagong menyebut Jokowi melakukan itu karena sadar bahwa butuh pendekatan persuasif untuk menyukseskan kampanya melawan pandemi di kalangan anak muda. Selama ini pemerintah lebih banyak berbicara bahaya korona dari aspek medisnya, misalnya yang disampaikan oleh Gugus Tugas  Penanganan Covid-19. Hal seperti ini dinilai tidak menarik minat kalangan milenial. Maka itu digunakanlah peran selebritas. “Anak muda butuh idiom. Makanya selebritas itu dijadikan model untuk mengampanyekan bahwa protokol kesehatan itu bagian lifestyle,” ujar Bagong. (Koran Sindo)