Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 Satu dari tiga anak Indonesia berusia di bawah lima tahun tercatat mengalami anemia di mana 50-60% kejadian anemia disebabkan oleh kekurangan zat besi. Kekurangan zat besi adalah kondisi ketika kadar ketersediaan zat besi dalam tubuh lebih sedikit dari kebutuhan harian. Sebagai bagian dari hemoglobin, fungsi utama zat besi adalah mengantarkan oksigen dari paru-paru untuk digunakan oleh bagian-bagian dalam tubuh anak.

Tanpa zat besi, organ-organ tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup sehingga menyebabkan gangguan tumbuh kembang anak baik secara kognitif, fisik, hingga sosial. “Zat besi memiliki peran penting pada tubuh anak, terutama untuk mendukung tumbuh kembangnya. Asupan zat besi yang tidak adekuat dapat menyebabkan menurunnya kecerdasan, fungsi otak, dan fungsi motorik anak sehingga dalam jangka panjang, dapat berakibat menurunnya performa di sekolah, perubahan atensi dan sosial akibat tidak tanggap terhadap lingkungan sekitar, serta perubahan perilaku pada anak,” jelas Dokter Spesialis Gizi Klinik dan Ketua Departemen Ilmu Gizi Klinik FKUI, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK dalam diskusi virtual bertajuk “Kekurangan Zat Besi Sebagai Isu Kesehatan Nasional di Indonesia dan Dampaknya Terhadap Kemajuan Anak Generasi Maju”, bersama Danone, beberapa waktu lalu.

Ia menjelaskan, Salah satu penyebab utama terjadinya kekurangan zat besi adalah kurangnya konsumsi asupan makanan kaya zat besi, terutama dari sumber hewani seperti daging merah, hati, ikan, dan ayam. Jika tidak ditangani, gangguan ini bisa jadi permanen. “Kekurangan zat besi dapat dicegah dengan memberikan anak makanan yang kaya zat besiseperti daging merah, hati, ikan, ayam, bayam, dan susu pertumbuhan yang difortifikasi,” ucap dr Nurul.

Selain itu, orang tua juga harus memperhatikan asupan vitamin C pada anak karena vitamin tersebut membantu tubuh menyerap zat besidengan lebih baik. “Jeruk, stroberi, tomat, dan brokoli merupakan sumber vitamin C, dan sebaiknya dimakan bersama dengan makanan yang kaya zat besiuntuk mengoptimalkan penyerapan. Tambahkan pula makanan dan minuman yang difortifikasi zatbesi dan vitamin C untuk membantu memenuhi kebutuhan gizi harian anak,” tambah dr. Nurul. (Koran Sindo)