MANADO- Dua kasus pembunuhan terjadi secara beruntun di Sulawesi Utara (Sulut) dalam sebulan belakangan. Tak ayal peristiwa pembunuhan yang menewaskan dua kaum hawa tersebut menjadi perbincangan di kalangan masyarakat.

Dosen Psikologi Universitas Kristen Indonesia Tomohon, Preisy Siby mengatakan, banyaknya kasus pembunuhan yang korbanya perempuan dapat disebabkan banyaknya faktor, seperti ekonomi, psikologis dan percintaan dan lain-lain.

“Terutama pada masa sekarang ini banyak macam-macam kasus meningkat dari pencurian hinga kasus-kasus yang lain demi memenuhi kebutuhan hidup dari efek Covid- 19 sekarang ini,” ujarnya.

Efek perilaku kriminal yang berdampak pada masyarakat, sehingga masyarakat sekarang merasa kurang nyaman dan mudah merasa cemas. “Akibat efek covid meningkatnya tingkat kriminalitas dan ketersinggungan yang tinggi hingga sampai terjadinya perkelahian dan pembunuhan,” sebutnya.

Diketahui, setidaknya telah terjadi dua kasus pembunuhan dalam waktu sebulan terakhir, lebih mirisnya korban berjenis kelamin perempuan. Kasus pertama terjadi di wilayah hukum Polres Minahasa Utara (Minut).
Korban Fredrika Maluegha atau lebih dikenal tante Nona umur, 70, warga Kelurahan Sarongsong Dua, Kecamatan Airmadidi Minahasa Utara, harus tewas secara tragis dengan 21 tikaman di tubuh dan kepalanya.

Kapolres Minut AKBP Grace Rahakbau menerangkan, pembunuhan tersebut didasari dengan motif pencurian. “Senin 12 April 2021sekira pukul 01.00 WITA di Kelurahan Sarongsong Dua, Kecamatan Airmadidi, terjadi kasus pembunuhan dengan tersangka RTT alias Richard, 19, warga Desa Suwaan Jaga lll, Kecamatan Kalawat Minut, korbanya seorang lansia perempuan umur 70 tahun,” ujar Kapolres kepada, Rabu (21/4/2021).

Kronologi kejadian bermula saat tersangka masuk di rumah korban dengan menggunakan sarung tangan masuk ke rumah korban dengan bantuan lampu center dari Handphone, memanjat pohon dan melompat masuk halaman rumah korban, setelah itu masuk ke dalam rumah korban lewat fentilasi.

Tersangka kemudian mengambil rokok sekira 12 bungkus, voucher kuota, snack, setelah itu tersangka masuk ke kamar bertujuan mengambil dompet yang berisikan uang, tetapi korban terbangun dan mengetahui, karena kepanikan sudah diketahui korban yang sangat mengenal tersangka karena bertetangga, tersangka langsung memgambil gunting dan menusuk korban sebanyak 21 kali.

“Pada awalnya tersangka hanya bermaksud mencuri dengan mengambil rokok, sback, voucher kuota. Kemudian masuk ke kamar untuk mengambil dompet, tapi korban bangun dan ketahuan, tersangka langsung mengambil gunting dan menusuk korban. Pertama tersangka menusuk korban di leher dan korban jatuh ke lantai, tersangka kemudian menutup kepala korban dengan bantal dan terus menusuk korban hingga 21 kali, tersangka keluar dari rumah korban dengan cara yang sama dia masuk, yaitu lewat ventilasi,” kata Rahakbau.

Tersangka ditangkap di Desa Suwaan Kecamatan Kalawat pada hari Jumat 16 April 2021 pukul 23.30 WITA.

“berdasarkan informasi dari salah satu tokoh masyarakat, tersangka diamankan dirumahnya juga atas kerja sama dari orang tua tersangka,” ujar Rahakbau.

Kasus kedua terjadi di Kota Bitung. Kali ini seorang suami nekat membunuh istrinya sendiri hanya gara-gara terbakar cemburu. Kapolsek Maesa Kompol Taufik Arifin yang dikonfirmasi menjelaskan, karena terlambat pulang dari pasar, seorang ibu rumah tangga (IRT) teridentifikasi bernama Netwin Grindayani Lakaoni, 58, warga Lingkungan I, Kelurahan Bitung Tengah, Kecamatan Maesa tewas ditikam suaminya sendiri JA alias Jem, 58, tahun di dalam Ruko milik mereka, Selasa (20/4/2021).

“Berdasarkan keterangan dua orang saksi masing-masing Maria, 20, anak korban dan Jhon, 62, kakak kandung korban berawal pagi itu sekira pukul 08.00 pagi, korban yang baru pulang dari pasar kemudian cekcok dengan pelaku yang adalah suaminya sendiri,” ungkapnya.

Pelaku penikaman JA dan barang bukti pisau saat ini sudah diamankan oleh anggota Polsek Maesa di Mapolsek guna proses penyidikan dan penyelidikan lebih lanjut.

“Penikaman yang dilakukan pelaku kepada istrinya diduga dikarenakan emosi pelaku yang sudah memuncak yang dikarenakan pelaku cemburu dan mencurigai bahwa korban ada hubungan gelap dengan lelaki lain,” pungkas Arifin. (Deidy Wuisan)