MANADO – Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah (DKPD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) dan Palang Merah Indonesia (PMI) Sulut memberikan penyuluhan kepada para pelaku UMKM/IKM produk perikanan.

“Penyuluhan di Kabupaten Minahasa Utara (Minut) tersebut dilakukan untuk mendorong kualitas dan mutu produk perikanan daerah agar mempunyai nilai tinggi di pasaran,” kata Kepala DKPD Sulut Tienneke Adam melalui Kabid Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Haidy Malingkas, Rabu (21/4/2021).

Selain itu, lanjut Haidy, para pelaku UMKM/IKM diberi sosialisasi terkait aksi donor darah untuk membantu sesama yang membutuhkan.

DKPD dan PMI Sulut melakukan penyuluhan dan donor darah kepada pelaku UMKM/IKM produk perikanan. (istimewa)

“Mereka juga turut berpartisipasi dalam giat donor darah yang digelar PMI Sulut,” terangnya.

Haidy menjelaskan, kesempatan itu para pelaku UMKM/IKM diberi penjelasan soal Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP).

Kata Haidy, setiap unit pengelolaan ikan sesuai Undang-Undang (UU) Cipta Kerja harus mempunyai SKP.

“Kita memberikan arahan agar pelaku UMKM/IKM produk perikanan yang ingin mempunyai SKP agar mengetahui langkah dan syaratnya,” jelasnya.

Dicontohkannya, seperti panduan Good Manufacturing Practice (GMP) dan Standar Sanitasi Operasional Prosedur (SSOP).

“Ini yang kita dorong supaya syaratnya bisa dipenuhi untuk mendapatkan SKP. Pihak kami hanya melakukan rekomendasi sebelum diusulkan ke Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP),” jelasnya.

Ia melihat perkembangan UMKM/IKM produk perikanan Sulut sudah sangat baik. Artinya terus ada peningkatan dan inovasi yang dilakukan.

“Seperti pengembangan produk perikanan usaha mikro yang berkaitan dengan produk perikanan seperti abon cakalang, abon roa, kerupuk, bakso ikan dan lainnya,” beber Haidy.

Diakuinya, inovasi dan terobosan para pelaku UMKM/IKM produk perikanan bertujuan untuk masuk ke pasar ekspor.

“Salah satu yang harus diperhatikan tentu adalah mutunya. Ini yang terus kita dorong agar setiap unit pelaku UMKM/IKM dapat mempunyai SKP, karena itu juga salah satu persyaratan untuk ekspor,” bebernya.

Kabid Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Haidy Malingkas melakukan sosialisasi terkait mutu ikan kepada para nelayan dan warga pesisir. (istimewa)

Haidy mengungkapkan, saat ini peluang ekspor produk perikanan Sulut sudah terbuka lebar, menyusul adanya ekspor langsung dari Bandara Sam Ratulangi (Samrat) Manado ke Jepang dan Singapura.

“Banyak komoditas perikanan Sulut sudah diterbangkan ke dua negara tersebut,” tuturnya.

Ia menyebut, komoditas perikanan yang menjadi andalan ekspor yakni Tuna, Tongkol dan Cakalang.

“Ekspornya ada frozen fresh dan frozen. Selain tiga jenis ikan tersebut, jenis lainnya seperti Nila, Kepiting Lobster dan Ikan Kue sudah juga mulai diekspor,” sebutnya.

Haidy mengatakan, upaya yang dilakukan Gubernur Olly Dondokambey membuka jalur ekspor langsung sangat berdampak baik untuk mengenalkan potensi perikanan Sulut.

“Apalagi infonya penjajakan ekspor langsung ke China dan Filipina terus dijajaki. Ini akan lebih banyak terbuka pasar ekspor ke luar negeri,” akunya.

Terkait hal ini, Haidy menjelaskan pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada para nelayan atau kelompok penangkap ikan untuk menjaga kualitas ikan hasil tangkapan.

“Kualitasnya sangat penting. Standar ekspor harus grade A atau B. Itu supaya nilai jualnya tinggi,” pungkas Haidy. (rivco tololiu)