LANGOWAN – Andy, 25, pemuda asal Desa Walewangko, Langowan punya ide kreatif dalam meraih pundi-pundi Rupiah. Andy merupakan peternak Lalat BSF (Black Soldier Fly) atau Magot.
Pemuda Lulusan Jurusan IBA (Internasional Business Administration) Universitas Sam Ratulangi ini menjelaskan, dia melihat peluang dari bisnis ini karena belum ada di Minahasa peternak lalat. “Modal awalnya kecil, hanya Rp500.000,” ucapnya.
Jelasnya, di luar negeri seperti Korea, Magot dijadikan salah satu bahan dasar kosmetik. Sementara di Jerman diproduksi menjadi obat – obatan bahkan sampai. Berbeda di Belanda dijadikan salah satu bahan sereal.
Di Minahasa sendiri, sudah ada beberapa peternak yang menjadikan Magot kering sebagai bahan makanan untuk ikan, juga babi.
“Magot kering harganya Rp150.000/kilo. Biasanya peternak ayam atau babi membeli 5-10kg per minggu,” ucap Andy.
Menurutnya, beternak Magot ini juga punya manfaat untuk lingkungan karena membantu pengolahan sampah organik karena wadah Magot dikembangkan dari sampah organik.
Andy, berharap kedepan melalui usahanya ini, dapat menciptakan lapangan pekerjaan juga untuk orang lain. Dia juga memotivasi para Pemuda di Langowan untuk mengikuti jejaknya sebagai pengusaha muda. “jangan menyerah, jangan takut gagal, berpikir positif, jangan mudah putus asa. Jika gagal jangan berhenti mencoba,” pesannya. (Tika)
Tinggalkan Balasan