MANADO – Irjen Kementerian Pertanian, Jan S Maringka menyebutkan, ketahanan nasional tidak lepas dari ketahanan pangan.
“Dari berpikir ketahanan suatu bangsa bukan saja diganggu dengan masalah-masalah perang yang secara langsung, tetapi perang di dunia modern disebut dengan perang asimetris atau tidak lagi berhadapan,” sebut Maringka saat Raker Pengawasan Bidang Ketahanan Pangan di Manado, Kamis (19/5/2022).
Dia mencontohkan, gangguan gangguan terhadap generasi muda melalui narkotika, pembentukan spirit, film-film porno, dan itu dalam konteks merusak generasi muda saat ini.
Bahkan dalam hal lain bisa juga menyerang faktor disintegrasi bangsa, persatuan dan kesatuan bangsa. Karena itu dia berharap, semua pemangku kepentingan yang hadir dalam sosialisasi ini memiliki spirit ketahanan nasional yang sama.
Bertahan terhadap gangguan tersebut, menurut Maringka, bukan saja harus dilakukan oleh TNI-Polri tapi juga seluruh elemen bangsa termasuk tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Irjen menambahkan, Provinsi Sulawesi Utara memiliki tagline “Mari Jo ba Kobong” (mari berkebun), dan spirit ini bisa menjadi satu semangat bersama dalam rangka menjaga ketersediaan pangan.
“Kita harus melihat bahwa pandemi bisa kita lewati salah satu faktor utama adalah ketersediaan pangan,” ujar Maringka. Kalau misalkan di daerah lain mungkin kesulitan harus di ‘lock down’ sehingga sarana konsumsi makanannya difasilitasi, tetapi di daerah lain tersedia.
“Kementerian Pertanian menyerahkan bantuan bibit kelapa dan pala serta peralatan, ini untuk memenuhi permintaan Gubernur dalam konteks melakukan peremajaan komoditas terhadap simbol dari Sulawesi Utara yaitu Nyiur Melambai,” katanya.
Raker pengawasan tersebut dihadiri Sekdaprov Asiano Gamy Kawatu, Kapolda Irjen Polisi Mulyatno, Kajati Edy Birton, Kepala BPKP Beligan Sembiring serta pemangku kepentingan terkait.
Sekdaprov Asiano Gamy Kawatu mengatakan, ini adalah pertamuan perdana di Indonesia dan diharapkan menjadi contoh untuk provinsi lain. “Intinya adalah dalam kaitan sinergitas semua pemangku kepentingan,” ujarnya.
PDRB Sulut, kata dia, sebanyak 22 persen disumbangkan sektor pertanian, sama dengan nasional sekitar 16 persen lebih. “Pemprov terus mengajak semua petani maupun ASN untuk memanfaatkan pertanian dan perkebunan mendukung ketahanan pangan,” ajaknya.(Fernando Rumetor)
Tinggalkan Balasan