MANADO – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Utara (KPw BI Sulut) kembali menggelar Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022 di Kantor KPw BI Sulut, Rabu (30/11/2022).
Dalam kegiatan itu, Deputi Kepala Perwakilan Divisi Perumusan dan Implementasi Kekda BI Sulut Sulut, Fernando Butarbutar membeber bahwa Pertumbuhan Ekonomi (PE) Sulut tahun 2022 diperkirakan berada di antara 4,6 hingga 5,6 persen.
“Proyeksi akhir tahun 2022 diperkirakan turun dari pencapaian di Triwulan III/2022 ini yang ada di angka 6,6 persen, sehingga akan berada pada rentang 4.6-5.6 persen. Sementara untuk tahun 2023 ada dalam rentang 4.5-5.5 persen,” jelasnya.
Sementara itu, dari sisi inflasi, pihaknya memperkirakan inflasi Sulut pada tahun 2022 akan berada diatas sasaran nasional yang berada di angka 3±1 persen.
“Beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam prakiraan tersebut adalah berlanjutnya pemulihan aktivitas masyarakat yang mendorong permintaan terhadap komoditas-komoditas strategis penggerak inflasi Sulut,” ungkap Fernando.
Adapun faktor pemicu tekanan inflasi di Sulut antara lain naiknya harga rokok, dampak kenaikan harga BBM, imported inflation atau inflasi dari pangan yang diimpor, serta naiknya harga komoditas hortikultura.
Kendati demikian, tekanan inflasi diperkirakan akan kembali pada rentang 3±1 persen di tahun 2023 mendatang, karena cukup terkendalinya komponen inflasi volatile food.
“Dan adanya target peningkatan produksi pertanian terutama untuk komoditas strategis seperti Barito di tahun 2023,” kuncinya. (Fernando Rumetor)
Tinggalkan Balasan