Oleh : Ns. Grace Irene Viodyta Watung, S.Kep.,Ns.,M.Kes  Dosen Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika Kotamobagu. Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi Profesi Ners.

PENDAHULUAN-Masalah yang umum terjadi pada lansia yaitu adanya gangguan kognitif, isolasi sosial, atau adanya ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga lansia merupakan salah satu kelompok yang rentan terhadap elder abuse.

Salah satu tindakan kekerasan pada lansia adalah perlakuan yang salah (neglected), istilah yang sering kita dengar adalah elder mistreatment kadang juga kita sebut abuse of the elderly [1].

World Health Organization atau WHO (2013) mengelompokkan usia lansia yakni lansia atau elderly (55-65 tahun, lansia muda atau young old (66-74 tahun), lansia tua atau old (75-90 tahun) dan lansia sangat tua atau very old (diatas 90 tahun)
[2].

Perkembangan jumlah lansia semakin lambat laun bertambah banyak. Menurut Menteri Kesehatan Indonesia (dalam kompas, 5 September 2012), jumlah lansia di Indonesia yaitu 19,5 juta jiwa di tahun 2011 (8.2 % dari jumlah total penduduk).

Pada tahun 2025, jumlah lansia diperkirakan 13,2% dan menjadi 25,5 % dari total penduduk. Melihat perkembangan lansia seperti kondisi di atas, maka penanganan permasalahan lansia harus menjadi pusat perhatian bagi semua pihak, baik keluarga maupun masyarakat. Kesehatan Mental lansia sangat dipengaruhi oleh dukungan sosial yang diperoleh dan fasilitas kesehatan yang didapatkan [3].

Berdasarkan data yang diperoleh dari Laporan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2021 sampai Tahun 2022 bahwa tingkat persentase Perilaku Hidup Sehat sebesar 28%. Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara giat menyuarakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan memanfaatkan lintas sektor dan melibatkan seluruh Kabupaten/Kota dan ini sudah ada pedomannya sudah di SK-kan untuk mendorong agar masyarakat hidup sehat [4].

Jumlah lanjut usia di Desa Sinsingon Kabupaten Bolaang Mongondow sejak tahun 2022, berjumlah 53 lansia, dimana umur tertua berumur 95 tahun sebanyak 1 orang dan merupakan orang tertua di desa ini. Lansia yang berumur 65-74 sebanyak 36 orang, umur 75-84 sebanyak 12 orang, sedangkan yang berumur diatas 48 tahun sebanyak 4 orang. Dari semua lansia itu ada yang memiliki keluhan bervariasi, mulai dari perasaan cemas/kecemasan, depresi, demensia, insomnia dan gangguan-gangguan fisik lainnya yang disebabkan karena pengaruh aging proccess (penuaan).

Di Indonesia, berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 1990, jumlah penduduk lanjut usia (usia 60 tahun keatas) adalah 11,28 juta jiwa (6,3% dari total penduduk), pada tahun 1995 meningkat menjadi 13,60 juta jiwa (6,9% dari total penduduk) dan pada Meningkatnya tahun 2000 meningkat menjadi 15,88 juta jiwa (7,6% dari total penduduk) (Hardywinoto & Setyabudhi, 2005). Sebagaimana yang terjadi di Indonesia secara umum, populasi lanjut usia di Kota Palangka Raya juga menunjukkan peningkatan [5] .

Prevalensi gangguan kecemasan pada usia lanjut sangat tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan antara kecemasan dan resiko kematian pada lansia. Demikian pula dengan diagnosis gangguan jiwa yang paling umum pada orang lanjut usia yaitu gangguan kecemasan menyeluruh [5].

Permasalahan-permasalahan lansia mencakup pada aspek biologis, spiritual dan emosional yang terjadi pada lansia. salah satu permasalahan yang terjadi terhadap penduduk lansia adalah terjadinya degradasi nilai-nilai norma dalam penanganan lansia dari sebagian masyarakat yang kurang respect terhadap lansia. Hal ini terjadi karena memang sebagian masyarakat mengganggap bahwa lansia hanyalah penambah beban keluarga saja. Tidak sedikit juga masyarakat lebih memilih membawa lansia ke panti jompo daripada mengurus di rumah sendiri [6], [7], [8]

Berdasarkan analisis situasi dan latar belakang masalah diatas maka tim berpendapat perlunya pemberian terapi psikoedukasi pada keluarga demi tercipta peningkatan harga diri lansia di Desa Sinsingon Kabupaten Bolaang Mongondow.

II. MASALAH
Permasalahan prioritas yang akan ditangani yakni, yang pertama kegiatan memperbaiki permasalahan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pola hidup sehat, dan kemandirian kesehatan.

Dalam penentuan prioritas masalah ini, yang paling utama yang ditangani yakni masalah pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan. Penentuan prioritas masalah selanjutnya yakni masalah kemandirian kesehatan masyarakat. Mengenai masalah pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan diltangani dengan pemberian penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang berbagai penyakit yang bermula dari keadaan mental dan kesehatan fisik lansia yang tidak sehat dari lansia.

Kemudian soal kemandirian kesehatan itu diuji atau ditangani dengan pengetahuan yang mumpuni dari lansia itu sendiri.
Berdasarkan analisis situasi dan permasalahan prioritas di atas, untuk meningkatkan derajat kesehatan Lansia di Desa Sinsingon Kabupaten Bolaang Mongondow diperlukan penyuluhan atau edukasi tentang pentingnya menerapkan pola hidup sehat sebagai bagian dari upaya pemerintah daerah yang mengharapkan instansi tertentu untuk gencar membantu menurunkan angka kejadian penyakit akibat pola hidup tidak sehat. Kegiatan pengabdian ini memiliki manfaat bagi Lansia di Desa Sinsingon Kabupaten Bolaang Mongondow bahkan Lansia di desa sekitarnya.

HASIL KEGIATAN
Adapun hasil dari kegiatan pengabdian ini yaitu.

Kegiatan ini dimulai dengan pemberian materi tentang psikoedukasi pada lansia untuk meningkatkan kesehatan mental lansia. Lansia sebagai peserta kegiatan terlihat antusias dalam mengikuti kegiatan ini. Lansia terlihat memperhatikan dengan serius dan bahkan ada beberapa lansia yang bertanya seputaran masalah kesehatan yang dihadapi.

Terjadi peningkatan pengetahuan serta harga diri lansia khususnya dalam hal penanganan kesehatan fisik dan mental lansia secara pribadi.Terjadi perubahan sikap dari sifat cemas yang tinggi menjadi berkurang dengan adanya sifat menerima keadaan dan situasi di masa lansia, setelah diberikan pengetahuan tentang psikoedukasi. Kegiatan ini juga diberikan intervensi cara relaksasi saat menghadapi kecemasan pada lansia.

Setelah kegiatan relaksasi juga diberikan perenggangan. Setelah itu para lansia persiapan untuk pemeriksaan kesehatan oleh tim pengabdian

Sumber Pustaka
Annisa Ayu Kusumaningrum, Visalia Rachma, S. A. (2021). PSIKOEDUKASI DENGAN PENDEKATAN KASIH SAYANG UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SANTRIWATI TENTANG KESEJAHTERAAN LANSIA. Jurnal Abdi Psikonomi, 2(1), 42–52.
Nurmalisyah, F. F. (2018). Pengaruh psikoedukasi keluarga terhadap beban dan dukungan keluarga dalam merawat penderita skizofrenia di rumah. Universitas Airlangg, 1–193.
Orizani, C. M., & Lestari, M. P. A. (2019). Penurunan Elder Abuse Melalui Terapi Psikoedukasi Keluarga. Jurnal Penelitian Kesehatan, 6(2), 78–83.
Putri, N. D. P., & Cahyanti, I. Y. (2020). Psikoedukasi Regulasi Emosi Kepada Kader Lansia Sebagai Upaya Preventif Kambuhnya Penyakit Hipertensi Pada Lansia Binaan Di Puskesmas Gunung Anyar Surabaya. Jurnal Diversita, 6(2), 1–8.
Raudhoh, S., & Pramudiani, D. (2021). Lansia Asik, Lansia Aktif, Lansia Poduktif. Medical Dedication (Medic) : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat FKIK UNJA, 4(1), 126–130. https://doi.org/10.22437/medicaldedication.v4i1.13458
Sari, N. (2017). Psikoedukasi Perkembangan Lansia Kepada Kader Puskesmas. Psikoislamedia : Jurnal Psikologi, 1(2), 267–278. https://doi.org/10.22373/psikoislamedia.v1i2.914
Syam’ani. (2021). PENINGKATAN HARGA DIRI LANSIA DENGAN PENERAPAN TERAPI PSIKOEDUKASI KELUARGA DI KECAMATAN JEKAN RAYA KOTA PALANGKA RAYA ( INCREASING SELF-ESTEEM OF THE ELDERLY WITH THE IMPLEMENTATION OF FAMILY PSYCOEDUCATION THERAPY IN JEKAN RAYA DISTRICT , PALANGKA RAYA. Jurnal Komunitas Keperawatan, 1(1), 1–13.
Tribun Manado. (2022). Pemprov Sulawesi Utara Giatkan Terus Gerakan Masyarakat Hidup Sehat. Tribun Manado.